Dalam buku Pluralisme, Konflik, dan Perdamaian (2002) oleh Elga Sarapung, beberapa cara menghindari sikap intoleransi sebagai berikut:
Tidak memaksakan kehendak diri sendiri kepada orang lain
Peduli terhadap lingkungan sekitar
Tidak mementingkan suku bangsa sendiri atau sikap yang menganggap suku bangsanya lebih baik
Tidak menonjolkan suku, agama, ras, golongan, maupun budaya tertentu
Tidak menempuh tindakan yang melanggar norma untuk mencapai tujuan Tidak mencari keuntungan diri sendiri daripada kesejahteraan orang lain.
Untuk belajar mengenai hal tersebut, kita harus mencoba menjadi Open Minded. Open mindedness merujuk pada kemampuan untuk berpikir fleksibel; menoleransi sudut pandang yang beragam atau bertentangan dan memperlakukan semua sudut pandang dengan sama, sebelum analisa dan evaluasi lebih lanjut; kemampuan menilai sudut pandang secara objektif tanpa prasangka apapun; terbuka terhadap umpan balik dan kritik konstruktif; dan mengeksplorasi ide-ide yang 'tidak biasa' (Dwyer, 2019).
Singkatnya, being open minded itu adalah saat kita menjadi terbuka dan terima akan segala ide, sudut pandang, prinsip, dan hal-hal yang bisa saja bertentangan dengan apa yang kita percayai. Menjadi open minded doesn't mean kamu semerta-merta mengiyakan apapun yang dikatakan orang lain kepadamu. Kamu tetap bisa berpegang teguh pada pendirianmu sambil mempertimbangkan sudut pandang lainnya yang memungkinkan namun bertentangan dengan apa yang kamu percayai selama ini. It's all about being open.
Menjadi open minded juga ada batasnya. Menjadi open minded juga bukan berarti bahwa kamu harus mempertimbangkan semua hal yang ada. Tetapi ketika kamu mencoba untuk berempati dan mengerti jalan pikiran orang lain, kamu akan membuka diri akan hal-hal yang positif. (sumber: satupersen.net) Pada konteks Lucinta Luna, bukan berarti kamu bisa membenarkan maupun menyalahkan Lucinta Luna menjadi transgender, kamu bisa berpegang teguh pada apa yang menurut kamu benar, namun tetap berempati dan mencoba mengerti jalan pikiran orang lain mengenai Lucinta Luna yang mungkin berbeda dengan kamu, kamu tetap membuka diri dengan hal hal positif dan tidak completely tutup mata dan tutup telinga. You're open with the discussions.
Ciri-ciri orang yang memiliki pikiran yang terbuka dapat dinyatakan sebagai berikut: mereka memiliki rasa penasaran yang tinggi, mereka tidak marah ketika mereka salah, mereka rendah hati dengan ilmu yang mereka miliki dan memikirkan apa yang dipikirkan orang lain, dan mereka percaya serta ingin mengetahui sudut pandang orang lain (Cherry, 2020).
Menjadi open minded mungkin terlihat menyulitkan, karena kamu harus selalu siap untuk menerima hal-hal baru yang tidak jarang sangat bertentangan dengan prinsip hidupmu bahkan mungkin agamamu. Ini mungkin terasa sulit bagi beberapa orang (aku pun terkadang merasa sulit!), namun menjadi open minded dapat memberikanmu dampak positif! Karena kembali lagi, we don't need to believe what people say, kita tetap bisa berdiri dengan pendirian kita, kita tetap bisa percaya pada aturan agama kita, yang terpenting menjadi open minded adalah kita terbuka dengan segala sudut pandang. Penulis akan menegaskan ulang, , we don't need to believe what people say, kita tetap bisa berdiri dengan pendirian kita, kita tetap bisa percaya pada aturan agama kita, yang terpenting menjadi open minded adalah kita terbuka dengan segala sudut pandang.Â