Mohon tunggu...
Nita Seftia
Nita Seftia Mohon Tunggu... Penulis - Jangan lupa tersenyum:)

"Jika Kamu Gagal Dalam Melakukan Sesuatu Hanya Satu Hal yang Harus Kamu Lakukan "TRY AGAIN"

Selanjutnya

Tutup

Money

Sejarah Perbankan Syariah

23 Januari 2020   10:13 Diperbarui: 23 Januari 2020   10:55 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Semakin berbondong-bondongnya umat Islam memanfaatkan fasilitas bank Islam, sementara belum tersedia proyek-proyek yang bisa dibiayai sebagai akibatnya dari kurangnya tenaga professional yang siap pakai, maka bank Islam akan menghadapi masalah "kelebihan likuiliditas".

Salah satu misi penting bank Islam adalah mengentaskan kemiskinan yang berada di daerah pedesaan. Ini berarti bank harus menjaring nasabah sebesar-besarnnya dari pedesaaan. 

Operasional bank Islam di pedesaan akan menghadapi permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

Benturan dengan sistem nilai dengan tradisi masyarkat desa yang masih puas menyimpan uang di bawah bantal dan tradisi menyimpan uang kepada sesama warga berupa barang, khusunya sapi, emas dan tanah, yang pada saat pengembalian diperhitungankan dengan uang,  dimana pada saat pengembaliannya berlipat ganda dengan nilai barang pada saat di pinjam. 

Tranksaksi ini juga berlaku untuk pemberangkatan haji.
Tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakat pedasaan relatif rendah, padahal pendapatan bank Islam dengan sistem bagi hasil sangat tergantung pada tingkat keberhasilan usaha nasabah.

Dari pengalaman praktik bank-bank Islam di luar negeri menunjukan bahwa meskipun bank Islam berorientasi pada masyarakat bawah, namun sebagai konsekuensi logis dari kompetensi ekonomi, bank Islam memiliki kecenderungan untuk mendapatkan bonafide. Ini terdapat kecenderungan bahwa yang berhasil mendapatkan fasilitas kredit dari bank Islam adalah kelompok kuat.

Apabila bank Islam telah memilih komitmennya kepada kelompok lemah atau dhu'afa' maka bank Islam jangan sampai terjebak dengan kecenderungan kepada nomor (6) di atas. Dalam upaya mensukseskan tugas mulianya untuk mengentaskan kemiskinan ini diperlukan proyeksi yang tepat serta peta-peta potensi ekonomi umat yang akurat. Untuk memiliki peta potensi umat itu pun tidak mudah, karena selalu memerlukan penelitian yang komprehensif juga memerlukan keterlibatan banyak pihak di dalamnya.

PENUTUP

Setelah menelusuri secara singkat sejarah praktik perbankan yang di lakukan umat Muslim. Dapat diketahui bahwa meskipun kosa kata fiqih Islam tidak mengenal "bank", tetapi sesungguhnya bukti-bukti sejarah menyatakan bahwa fungsi-fungsi perbankan modern telah dipraktikan umat Islam, bahkan sejak zaman Rasullullah SAW. 

Praktik-praktik fungsi perbankan ini tentunya berkembang secara berangsur-angsur dan mengalami kemajuan dan kemundurandi masa-masa tertentu, seiring dengan naik turunnya peradaban umat Muslim. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konsep bank bukanlah suatu konsep yang asing bagi umat Muslim, sehingga proses ijtihad untuk merumuskan konsep bank modern yang sesuai dengan syariah tidak perlu dimulai dari nol. Jadi,  upaya ijtihad yang dilakukan insya Allah akan menjadi lebih mudah.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun