"Iya, Mbak Lydia."
Mentari menerima tas berwarna hitam dari tangan Lydia. Mentari membuka tas itu pelahan. Dilihatnya ada tali tambang berwarna putih, kompas, karabiner, dan beberapa survival kit lainnya. Mentari meletakkan carrier di dalam doom. Setelah meletakkan semua perlengkapan di dalam doom tersebut, Mentari melangkah keluar.
Pemandangan di sekeliling camp cukup indah. Mentari mendekat ke tenda peserta camp. Begitu banyak anak-anak dan orangtua serta pendamping dengan wajah penuh tawa walaupun dengan keterbatasan. Sengat ceria itu menusuk hati Mentari dengan sangat dalam. Melihat beberapa sukarelawan yang sedang melakukan pendaftaran ulang bagi para peserta camp dengan sangat bersukacita melayani mereka semua.
Timbul pertanyaan di hati Mentari. Ada kekuatan apa yang membuat mereka memiliki keceriaan yang sedemikian rupa? Mentari juga merasakannya. Semacam energi baik yang mengalir di dalam diri yang menguatkan. Dan, orangtua-orangtua itu? Mengapa mereka begitu kuat dengan menampilkan senyum sedemikian rupa?
Banyak hal yang tidak masuk di logika Mentari. Pikiran itu dibawanya menjauh dari area camp menuju arah yang berlawanan. Mentari berjalan menyusuri rimbunnya pepohonan. Perempuan itu menikmati pemandangan yang tersaji indah di depan matanya. Pesona alam yang sangat mengagumkan.
Kaki Mentari tiba-tiba terantuk akar pohon yang begitu besar? Mentari terjatuh, lututnya menghantam akar pohon yang menyembul di atas permukaan tanah bebatuan di sekitarnya. Adegan itu membuat sobekan di celananya. Ada darah merembes, di sekitar lututnya.
"Awwww!" Mentari berteriak dengan kuat. Dia merasa sangat kesakitan. Tubuhnya nyaris terguling. Untungnya Mentari menggunakan jaket yang cukup tebal, sehingga kerikil yang diinjak oleh tubuhnya tidak terlalu menyakiti.
Ada langkah kaki yang mendekat kemudian dengan sigap membantu Mentari menangkap tubuhnya yang terguling di ceruk tanah beberapa ratus meter dari area camp. Mentari melihat sekilas, nampak seperti Ganesha, tapi kemudian gelap....
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H