"Ini, Kak Miko, Mbak." Lydia mengenalkan Miko pada Mentari.
"Mentari." Mentari bersalaman dengan Miko.
"Miko. Senang, Kak Mentari bisa menyempatkan hadir. Terima kasih. Event ini event pertama. Kami masih terus membutuhkan banyak volunteer dan fasilitator. Kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan. Berharap Kak Mentari bisa bergabung"
"Sama-sama, Kak. Saya gak punya kapasitas yang mumpuni, Kak."
"Gak mungkin, lah. Teman-teman Bang Ganesha, semuanya orang yang capable."
Perbincangan itu melebar sampai pada topik-topik penting seputar  lembaga pendana, saking asiknya hingga melibatkan banyak fasilitator dan volunteer lain bergabung dalam obrolan itu.
Acara di Bantir melibatkan sekitar 25 orang sukarelawan. 15 orang perempuan dan 10 laki-laki. Berbagai profesi ada di sana. Dokter Anak, Psikiater, Psikolog, Terapis, Guru, bahkan ada juga Bankir. Semuanya bersinergi untuk acara ini.
"Mbak Mentari nanti jam 10.00 kita akan ke tenda besar untuk acara pembukaan. Mbak saya antar ke doom dulu untuk meletakkan carrier dan perlengkapan yang dibawa. Mari, Mbak."
Mentari mengikuti Lydia menuju doom 11. Tempat untuk beberapa volunteer wanita yang akan menginap di doom tersebut.
Tampak dari kejauhan jamur-jamur raksasa berwarna hijau lumut memenuhi area luas di Bantir. Camp Nasional untuk para penyandang disabilitas ini disponsori oleh pemerintah dan beberapa LSM yang berkaitan dengan gerakan-gerakan pendukung kegiatan kaum difabel.
"Mbak, ini doom 11. Ini tempat Mbak Mentari untuk beristirahat sejenak. Silakan barang-barang Mbak diletakkan di sini. Oh, ya ini beberapa perlengkapan untuk volunteer." Lydia menyerahkan tas berwarna hitam. "Saya koordinasi dengan teman-teman dulu ya, Mbak."