Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

6 Aktivitas Terapi Okupasi Sederhana untuk Kembangkan Kemampuan Motorik

5 Juli 2023   06:46 Diperbarui: 7 Juli 2023   01:31 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak berkebutuhan khusus /Sumber: Kompas.com (Sucipto)

Bermain puzzle merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan keterampilan problem solving anak-anak.

Kita bisa mulai dari puzzle dua keping dan secara gradual bisa ditingkatkan jumlah kepingnya. Aktvitas ini juga bisa dipadukan dengan aktivitas motorik kasar, misalnya meniti balok dan merangkai puzzle dalam satu rangkaian aktivitas. Kita bisa mengembangkan kreativitas kita sesuai dengan kebutuhan anak.

3. Meronce

Aktivitas yang satu ini banyak sekali fungsinya. Kita bisa mengembangkan kemampuan matematis anak dengan memberikan pola biji ronce yang beragam. Semisal ada tiga bentuk biji ronce kita bisa memberikan instruksi pola tertentu pada anak. Anak akan mengurutkan biji-biji tersebut dengan pola yang kita berikan.

Koordinasi mata dan tangan juga menjadi tujuan selanjutnya. Memasukkan tali pada lubang dalam biji ronce menjadi upaya tersendiri bagi mereka. Selanjutnya, fokus juga menjadi target. Pola-pola yang dikerjakan menuntut mereka untuk berkonsentrasi apa selanjutnya yang harus dironce.

Masih banyak aktivitas lain yang bisa dilakukan oleh orangtua maupun guru atau pendamping bagi anak-anak ini. 

Pada hakikatnya menciptakan sebuah aktivitas yang bisa diaplikasikan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari tentunya. Target akhirnya adalah kemandirian mereka, dan ini sebuah prioritas.

Tentu dari semua hal, yang harus kita pertimbangkan adalah kebutuhan masing-masing anak. Pemetaan terhadap kebutuhan anak menjadi hal mutlak yang harus dipertimbangkan untuk menyusun aktivitas motorik melalui terapi okupasi. Tidak semua harus sama. Pengembangan berdasarkan asesmen menjadi informasi penting yang penting untuk menyusun aktivitas-aktivitas motorik yang harus dilakukan anak. Kemudian aplikasi pada kehidupan sehari-hari si anak menjadi dasar penting lainnya, sehingga akhirnya kemandirian adalah tujuan akhirnya.

Semoga bermanfaat.

Untuk Kompasiana
Semarang, 5 Juli 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun