Betapapun hancurnya relasi pernikahan, ingatlah, bahwa komitmen dan kasih mula-mula yang dipakai sebagai pengikat dua insan yang berbeda, menjadi sebuah kunci pemersatu dalam bahtera rumah tangga yang kita bangun.
Kintsugi, seni menggabungkan keramik pecah dengan emas menjadi sebuah filosofi menarik yang saya analogikan dalam proses memulihkan sebuah relasi pernikahan.
Kintsugi mengajarkan saya bahwa luka atau pecahan-pecahan yang terjadi bisa menjadi sebuah hal yang bernilai ketika mengalami sebuah PEMULIHAN.
Saya tertarik sekali dengan kata pemulihan. Untuk memulihkan sebuah hubungan yang telah rusak perlu mengingat kembali sebuah tujuan pernikahan dalam satu kata yang bernama komitmen, serta kasih mula-mula yang telah menjadi pondasi berdirinya sebuah rumah tangga.
Penaklukan diri pada ego masing-masing dibutuhkan. Mengalahkan ego untuk sebuah keutuhan menjadi titik penting.
Memang tidak bisa satu pasangan saja yang berjuang, dibutuhkan keduanya untuk bersama-sama berjuang.
Tidak ada kata tidak bisa selama kita masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Sang Pencipta.
Pernikahan kita akan menjadi sebuah seni Kintsugi yang bernilai. Bernilai bagi kita dan terlebih lagi orang lain.Â
Keluarga adalah harta yang paling berharga melebihi apapun di dunia ini.
Selamat berjuang dan menjadi inspirasi serta teladan yang bernilai seperti sebuah seni yang bernama Kintsugi.