Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

7 Tips "Gadget-Friendly" Hindari Adiksi

30 Mei 2020   19:15 Diperbarui: 30 Mei 2020   19:22 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak dan gawai | sumber : kompas.com

Relasi anak dan gawai (selanjutnya menggunakan kata gawai untuk menyebut gadget) bukan pemandangan aneh untuk era saat ini. Bukti nyata di depan mata, mereka berkali-kali lebih piawai menggunakan gawai dibandingkan dengan orang tuanya.

Menyoal relasi anak dan gawai di saat pandemi seperti ini, perlu bijak menyikapinya. Tetap bisa gadget-friendly, tetapi tak sampai adiksi.

Dalam sebuah artikel saya sebelumnya, dicontohkan disana, karya-karya menakjubkan dapat terlahir dari gawai anak kita.

Baca juga : 

https://www.kompasiana.com/nitakristantinoer/5eaa5afdd541df76b7745772/gali-dan-temukan-berlian-di-diri-siswa-kita-kisahku-dengan-rayyan-raditya

Gawai, bisa menjadi sahabat anak untuk mengembangkan potensi melalui hobinya. Seorang anak yang memiliki kemampuan menggambar, membuat desain, suka dengan imajinasi dan membuat cerita, gemar bermain coding, suka menulis, bisa melatihnya dengan gawai, sehingga ragam hobi tersebut bisa berkembang, dan akhirnya dapat memaksimalkan potensi yang mereka miliki.

Mengenalkan gawai dan manfaatnya, memberinya edukasi bijak menggunakan gawai, melatih anak untuk bijak menggunakan gawai, memberi pengetahuan dan melatih terkait pengaturan waktu menggunakan gawai, memberi wawasan juga mengenai bahaya gawai, merupakan satu rangkaian wajib yang harus dilakukan sejak dini pada anak.

Jika mental anak, wawasan anak mengenai penggunaan gawai telah siap, niscaya, anak-anak kita bisa "berdamai" dengan gawai, yang bisa saja, gawai tersebut, akan mungkin menjadi alat vital yang kelak dibutuhkan untuk memulai sebuah peradaban baru di masa depan mereka.

Mempersiapkannya merupakan upaya untuk menghindari kegagapan teknologi, sehingga mereka bisa menjalankan masa depan dengan lebih optimal kelak.

Potensi tetap bisa diasah melalui hobi yang dilakukan via gawai. Menggunakan waktu luang untuk menekuni hobi via gawai tidak salah. Hanya di waktu luang, bukan menggunakan keseluruhan waktu mereka untuk hobi.

Penggunaan waktu untuk menekuni hobi menjadi salah satu faktor penting yang harus digarisbawahi disini. Bijak mengatur waktu.

Tentu saja jangan sampai kita terlena dengan sisi positif yang ditawarkan gawai dalam mengembangkan potensi melalui hobi yang didukung oleh peran-serta gawai. 

Tidak perlu paranoid terhadap gawai yang digunakan oleh mereka. Bila dimanfaatkan dengan bijaksana, gawai bisa menjadi salah satu faktor pendukung memaksimalkan potensi anak melalui hobi mereka, yang didukung oleh peran gawai.

Batas penyeimbang harus ditegaskan agar perkembangan anak kita tetap kondusif maka perlu juga dilakukan penyesuaian-penyesuaian terkait penggunaan gawai untuk mendukung hobi mereka.

Konsistensi sangat dibutuhkan dalam penyesuaian-penyesuaian yang akan dilakukan di dalam setiap keluarga terkait penggunaan gawai.

Berikut 7 hal yang bisa menjadi rambu-rambu bagi orang tua kepada anak sehingga penggunaan gawai untuk anak menjadi berkat bukan malah menjadi masalah :

1. Batasi waktu penggunaan gawai.

Radiasi gawai dan sosialisasi menjadi sebuah alasan penting, mengapa wajib mengatur waktu penggunaan gawai. Pengaturan waktu disesuaikan dengan aturan tiap keluarga dan pertimbangan usia anak. Usia menjadi pertimbangan siap tidaknya seorang anak diberi kepercayaan untuk penggunaan gawai dalam mengembangkan hobinya. Hal ini bisa lebih lengkap dibaca di Kompas.com (16/10/2018).

2. Asupan gizi terkait penggunaan gawai.

Mata merupakan salah satu organ tubuh yang juga harus dijaga terkait penggunaan gawai ini.

Tentu organ lain terkait harus juga dijaga kesehatanya dengan asupan gizi tinggi.

Hal ini dimaksudkan tetap menyelaraskan kesehatan fisik anak-anak. Gizi tinggi akan menopang kesehatan organ-organ tubuh mereka, terutama yang terkait langsung dengan penggunaan gawai.

3. Jadwal penyeimbang untuk gerak tubuh.

Menggunakan gawai identik dengan 'mager'-nya tubuh sedangkan anak-anak masih butuh stimulasi gerak agar pertumbuhan badannya bisa tetap terjaga. Berikan jadwal aktivitas olahraga sebagai aktivitas penyeimbang.

4. Atur waktu sosialisasi dengan lingkungan.

Sosialisasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak, sehingga hal ini mutlak juga dibutuhkan, disamping pengembangan hobi mereka via gawai. Jika keduanya bisa berjalan harmonis tentu akan mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

5. Berikan pendampingan kepada mereka.

Pendampingan dari kita sebagai orang tua sangat dibutuhkan, sehingga kita memahami benar bagaimana anak dan kehidupannya terkait penggunaan gawai.

6. Evaluasi berkala terkait penggunaan gawai.

Anak-anak masih terus berkembang, sehingga fleksibilitas peraturan dan sebagainya perlu dikaji. Evaluasi lah jika memang harus ada yang dikoreksi atau dipertahankan bahkan dikembangkan. Semuanya harus berpusat pada kemajuan anak, baik mental, fisik, maupun jiwanya.

7. Aktivitas literasi dengan buku juga tetap dikembangkan, batasi penggunaan gawai untuk aktivitas membaca.

Pengetahuan yang diperoleh tidak semuanya dilakukan dengan gawai dengan pertimbangan kesehatan. Atur waktu juga untuk membaca dari buku, sehingga aktivitas pengembangan literasi tetap dapat dipenuhi sejak dini.

Sejatinya gawai bisa digunakan untuk mengembangkan potensi-potensi mereka melalui hobi yang ditekuninya.

Gali potensi, tekuni hobi, dengan gadget-friendly tanpa harus takut adiksi.

[Referensi]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun