Mohon tunggu...
Nita Ariyantie
Nita Ariyantie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani Instan

Anak Kolong yang lahir di Kalimantan, besar di Bandung, sempat singgah di Lampung, Cirebon dan Jakarta, kini menepi di seputar Kawasan Danau Toba. Setelah 25 Tahun bergelut di dunia Perbankan, kini mau mencoba bergelut di dunia Perladangan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bayangkan Kalau Kolmu Rata 4 Kilo Per Batang

11 Januari 2025   11:59 Diperbarui: 11 Januari 2025   06:49 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh salah satu hasil panen Kol yang setelah ditimbang menunjukkan angka 4 kg (Sumber: Dokpri)

Contoh tanaman Kol dengan jumlah tanaman 25 ribu, 50 ribu dan 100 ribu batang (Sumber: Dokpri)
Contoh tanaman Kol dengan jumlah tanaman 25 ribu, 50 ribu dan 100 ribu batang (Sumber: Dokpri)


Soal Risiko?
Bahwa, risiko terburuknya apabila terjadi hal yang diluar dugaan seperti misalnya harga Kol jatuh terjerembab hingga diangka paling dasar yaitu 500 rupiah per kilo, harga yang meskipun jarang tapi memang pernah terjadi, tapi dengan bobot yang rata 2 kilo per batang, maka biaya per batang yang seribu rupiah akan tertutupi dari bobot yang 2 kilo  tadi.  Karena bobot yang 2 kilo dikali harga 500 per kilo, hasilnya seribu rupiah, yang artinya IMPAS alias tidak rugi.   Paling hanya target menjadi tidak tercapai pada sesi tanam tersebut, namun biasanya akan tertutupi pada sesi-sesi tanam berikutnya.

.

[Dari hasil hitung-hitungan tadi:]
Bayangkan, dari hasil upaya tanam kolmu tersebut kamu bisa memberangkatkan 1 termoking (20) ton saja per minggu, guna memenuhi permintaan pasar induk Kramat Jati, Pasar Induk Cibitung Bekasi atau pasar-pasar induk lokal yang ada,  maka dalam sebulan kamu bisa mendapatkan omset 80 ton, lalu kamu bisa menerima hasil penjualan sebesar 160 juta,  dan kalau disetahunkan akan menjadi 1 milyar 920 juta.

Sementara itu, biaya produksimu hanya berjumlah 480 juta yaitu dari hasil perhitungan 10 rb batang untuk sekali berangkat, yang artinya  40 ribu batang  untuk sebulan, atau 480 ribu batang untuk selama 1 tahun, dikali modal seribu rupiah per batang, sehingga dengan demikian kamu akan dapat untung sebesar 1 milyar 440 juta rupiah.

Salah satu contoh kegiatan proses pengisian  Thermo King dengan kapasitas 20 Ton untuk dikirim ke Pasar Induk Kramat Jati (Sumber: Dokpri) 
Salah satu contoh kegiatan proses pengisian  Thermo King dengan kapasitas 20 Ton untuk dikirim ke Pasar Induk Kramat Jati (Sumber: Dokpri) 


[Masih dari hasil hitung-hitungan tadi:]
Lalu, bayangkan juga  kalau harganya rata-rata 3 ribu, atau bahkan 4 ribu, harga rata-rata  yang bukan sesuatu yang mustahil karena merupakan harga yang sering terjadi, apakah omsetnya  bukan bisa naik lagi satu setengah sampai 2 kali?

Dan, itupun baru hanya pasang target 2 kilo per batang. Apalagi bisa di-push hingga rata  3 kilo? Atau bahkan 4 kilo?

Hmmm …

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun