Bayangkan, dari hasil upaya tanam kolmu tersebut kamu bisa memberangkatkan 1 termoking (20) ton saja per minggu, guna memenuhi permintaan pasar induk Kramat Jati, Pasar Induk Cibitung Bekasi atau pasar-pasar induk lokal yang ada, Â maka dalam sebulan kamu bisa mendapatkan omset 80 ton, lalu kamu bisa menerima hasil penjualan sebesar 160 juta, Â dan kalau disetahunkan akan menjadi 1 milyar 920 juta.
Bayangkan kalau Kolmu (Kubis)  rata 4 kilo per batang, dan harga per kilo 2 ribu rupiah seperti harga normal dan sedang berlaku saat ini, maka kalau kamu nanam 5 ribu batang,  hasil panenmu akan menghasilkan 20 ton, lalu kamu akan menerima hasil penjualan sebesar 40 juta rupiah, sementara, rata harga pokok per batang paling hanya  seribu rupiah, yang artinya biayanya paling hanya 5 juta rupiah, yang artinya pula kamu akan untung 35 juta rupiah per sesi tanam (kurang lebih 3 bulan).
Atau tidak usahlah rata 4 kilo. Potong saja setengahnya jadi rata 2 kilo per batang. Mengenai harga tetap sesuai harga normal yaitu yang 2 ribu  per kilo tadi. Maka,  kalau kamu nanam 5 ribu batang,  hasil panenmu akan menghasilkan 10 ton, lalu kamu akan menerima hasil penjualan sebesar 20 juta rupiah, sementara, rata harga pokok per batang paling hanya  seribu rupiah, yang artinya biayanya paling hanya 5 juta rupiah, yang artinya pula kamu akan untung 15 juta rupiah per sesi tanam.
.
Bayangkan,  kalau Kolmu rata 2 kilo per batang, dan harga per kilo 2 ribu rupiah, maka kalau kamu nanam 10 ribu batang,  hasil panenmu akan menghasilkan 20 ton, lalu kamu akan menerima hasil penjualan sebesar 40 juta rupiah, sementara, rata harga pokok per batang paling hanya  seribu rupiah, yang artinya biayanya paling hanya 10 juta rupiah, yang artinya pula kamu akan untung 30 juta rupiah per sesi tanam.
.
Bayangkan,  kalau Kolmu rata 2 kilo per batang, dan harga per kilo 2 ribu rupiah, maka kalau kamu nanam 50 ribu batang,  hasil panenmu akan menghasilkan 100 ton, lalu kamu akan menerima hasil penjualan sebesar 200 juta rupiah, sementara, rata harga pokok per batang paling hanya  seribu rupiah, yang artinya biayanya paling hanya 50 juta rupiah, yang artinya pula kamu akan untung 150 juta rupiah per sesi tanam.
.
Bayangkan,  kalau Kolmu rata 2 kilo per batang, dan harga per kilo 2 ribu rupiah, maka kalau kamu nanam 100 ribu batang,  hasil panenmu akan menghasilkan 200 ton, lalu kamu akan menerima hasil penjualan sebesar 400 juta rupiah, sementara, rata harga pokok per batang paling hanya  seribu rupiah, yang artinya biayanya paling hanya 100 juta rupiah, yang artinya pula kamu akan untung 300 juta rupiah per sesi tanam.
Soal Risiko?
Bahwa, risiko terburuknya apabila terjadi hal yang diluar dugaan seperti misalnya harga Kol jatuh terjerembab hingga diangka paling dasar yaitu 500 rupiah per kilo, harga yang meskipun jarang tapi memang pernah terjadi, tapi dengan bobot yang rata 2 kilo per batang, maka biaya per batang yang seribu rupiah akan tertutupi dari bobot yang 2 kilo  tadi.  Karena bobot yang 2 kilo dikali harga 500 per kilo, hasilnya seribu rupiah, yang artinya IMPAS alias tidak rugi.  Paling hanya target menjadi tidak tercapai pada sesi tanam tersebut, namun biasanya akan tertutupi pada sesi-sesi tanam berikutnya.
.
[Dari hasil hitung-hitungan tadi:]
Bayangkan, dari hasil upaya tanam kolmu tersebut kamu bisa memberangkatkan 1 termoking (20) ton saja per minggu, guna memenuhi permintaan pasar induk Kramat Jati, Pasar Induk Cibitung Bekasi atau pasar-pasar induk lokal yang ada, Â maka dalam sebulan kamu bisa mendapatkan omset 80 ton, lalu kamu bisa menerima hasil penjualan sebesar 160 juta, Â dan kalau disetahunkan akan menjadi 1 milyar 920 juta.
Sementara itu, biaya produksimu hanya berjumlah 480 juta yaitu dari hasil perhitungan 10 rb batang untuk sekali berangkat, yang artinya  40 ribu batang  untuk sebulan, atau 480 ribu batang untuk selama 1 tahun, dikali modal seribu rupiah per batang, sehingga dengan demikian kamu akan dapat untung sebesar 1 milyar 440 juta rupiah.
[Masih dari hasil hitung-hitungan tadi:]
Lalu, bayangkan juga  kalau harganya rata-rata 3 ribu, atau bahkan 4 ribu, harga rata-rata  yang bukan sesuatu yang mustahil karena merupakan harga yang sering terjadi, apakah omsetnya  bukan bisa naik lagi satu setengah sampai 2 kali?
Dan, itupun baru hanya pasang target 2 kilo per batang. Apalagi bisa di-push hingga rata  3 kilo? Atau bahkan 4 kilo?
Hmmm …
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H