Bapak Pidekso Adi dan Bapak Ary Fawzy, selaku dosen instruktur, juga mengenalkan keberagaman budaya, tradisi, dan pandangan dunia dari berbagai belahan dunia. Hal ini sangat membantu guna menghargai perbedaan dan melihat nilai dalam keragaman. Selain itu, dengan memahami keberagaman suku, agama, bahasa, dan budaya di Indonesia, mahasiswa menjadi lebih saling menghormati dan toleran antar sesama warga negara. Di sekolah, mengenal latar belakang teman-teman yang berbeda pun dapat membantu menciptakan lingkungan inklusif yang menghargai perbedaan individu.
Terdapat pula pembahasan mengenai berdamai dengan diri, dimana hal ini untuk mengingatkan diri sendiri bahwa setiap manusia mempunyai identitas masing-masing dan tidak perlu membandingkan dengan identitas orang lain. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam pembahasan ini, setiap mahasiswa diminta untuk membuat galeri diri yang diunggah pada media sosial.
Selain beberapa rangkaian topik di atas, kegiatan ini juga diselipkan pembentukan yel-yel dan permainan ice breaking sebagai relaksasi. Mahasiswa sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Banyak hal yang didapatkan, mulai dari pemahaman yang mendalam mengenai keberagaman budaya dengan mempelajari berbagai tradisi, adat istiadat, dan nilai-nilai dari berbagai negara hingga kelompok etnis, memahami perbedaan dan persamaan antar budaya, serta konteks historis yang membentuknya. Tak hanya itu, mahasiswa juga dapat mengembangkan sikap toleransi dan saling menghargai perbedaan, menghormati perspektif dan cara hidup yang berbeda dari milik mereka sendiri, mengembangkan empati, dan kemampuan untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Selanjutnya, lebih terbuka tentang isu-isu global seperti perubahan iklim, migrasi, atau konflik internasional dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis masalah-masalah lintas budaya agar nantinya tidak mudah terjadi perselisihan.
Diklat WKG menghasilkan berbagai program kebinekaan yang dirancang dan diimplementasikan oleh setiap kelompok di sekolah praktik masing-masing. Program-program ini bertujuan untuk memanfaatkan dan merayakan keragaman yang ada di lingkungan sekolah. Setiap program ini dirancang untuk memanfaatkan dan merayakan aspek-aspek keragaman yang ada di sekolah, baik itu keragaman etnis, agama, bahasa, budaya, sosial-ekonomi, atau lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk membangun pemahaman, toleransi, dan apresiasi terhadap kebhinekaan, sekaligus memperkuat rasa persatuan dalam keragaman di lingkungan sekolah.
Terakhir, beberapa refleksi akhir yang terkandung dalam berbagai topik yaitu (1) Kebhinekaan Global, perkembang zaman memberikan tantangan dalam keberagaman dunia. Hal ini memberikan banyak permasalahan yang timbul akibat keberagaman di seluruh dunia. Namun, keberagaman tersebut dapat diatasi dengan keterampilan yang terus diasah dan dikembangkan oleh manusia dalam menghadapi kebinekaan global. Keterampilan tersebut antara lain kreativitas, komunikasi, berpikir kritis, dan kolaborasi; (2) Kebhinekaan Indonesia, kebhinekaan Indonesia menjadi sangat penting untuk dipahami dan dilakukan dalam kehidupan sebagai bentuk menghargai keberagaman yang ada dan menciptakan suasana yang harmonis, toleransi, dan moderat di Indonesia; (3) Berdamai dengan Diri, pentingnya mengenali identitas diri dan menggunakan standar diri tanpa melihat orang lain sehingga dapat membangun kepercayaan diri dan membawa suasana hidup menjadi lebih positif; (4) Sekolah Bhineka, perlu untuk menanamkan sikap toleransi dan menghargai keberagaman dalam menciptakan lingkungan yang insklusif, di mana seluruh peserta didik dapat saling menghargai satu sama lain, berkolaborasi, dan memahami perbedaan; (5) Sekolah Damai, perlunya peran aktif semua warga sekolah untuk membangun sekolah damai melalui kerja sama dan saling mendukung satu sama lain sehingga sekolah dapat terhindar dari risiko.
Refleksi tersebut memberikan mahasiswa dorongan dalam melaksanakan tindak lanjut implementasi di sekolah. Tindak lanjut kegiatan WKG dapat diimplementasikan dengan mengajarkan kembali wawasan kebhinekaan di sekolah melalui berbagai program yang telah direncanakan. Terlebih program yang telah direncanakan bertepatan dengan momen bulan kemerdekaan Indonesia. Harapannya, berbagai program yang mahasiswa rencanakan dapat menumbuhkan, meningkatkan, dan memperkuat seluruh warga sekolah tentang kebinekaan global khususnya Indonesia.
Pelatihan ini bukan hanya sebuah kegiatan klasikal, tetapi juga sebuah langkah penting dalam membentuk karakter para calon pendidik. Dengan pemahaman yang mendalam tentang kebhinekaan, diharapkan para guru masa depan dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan menghargai perbedaan. Dengan adanya WKG juga mempertegas komitmen dunia pendidikan dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan toleran, sebuah langkah nyata menuju Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H