Mohon tunggu...
Nisfina Harani Novianti
Nisfina Harani Novianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan

Senang menonton film dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melihat Perspektif Keberagaman melalui Wawasan Kebinekaan Global (WKG) PPG Prajabatan UM

5 Juli 2024   15:09 Diperbarui: 5 Juli 2024   15:23 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyampaian Materi oleh Dosen Instruktur

Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia 001 bersama Bapak Ary Fawzy (Dok. pribadi)
Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia 001 bersama Bapak Ary Fawzy (Dok. pribadi)
Oleh: Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia-001 Universitas Negeri Malang

MALANG - Diklat Wawasan Kebinekaan Global (WKG) adalah program pelatihan yang dirancang khusus untuk mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan fokus pada peningkatan pemahaman dan sikap toleransi. Program ini bertujuan untuk memperdalam wawasan mengenai toleransi dan memupuk sikap saling menghargai di kalangan guru dan tenaga kependidikan. Melalui pelatihan ini, diharapkan guru dan tenaga kependidikan (GTK) dapat menjadi agen promosi toleransi dan keberagaman di lingkungan pendidikan.

Seluruh mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Negeri Malang (UM) Gelombang 1 tahun 2024 wajib mengikuti program ini. Harapannya, dengan mengikuti pelatihan ini dapat menjadi bekal berharga dalam pembelajaran, khususnya dalam menanamkan nilai-nilai kebinekaan global, sehingga mahasiswa lebih menghargai dan mencintai keragaman budaya.

Diklat WKG dilaksanakan dalam satu sesi pertemuan. Untuk bidang studi Bahasa Indonesia, berlangsung pada Selasa (25/6) di Gedung Pascasarjana mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB dengan diikuti oleh 31 mahasiswa selaku peserta. Kegiatan ini dipandu oleh dua instruktur berpengalaman yang juga merupakan dosen UM, yakni Bapak Pidekso Adi dan Bapak Ary Fawzy.

WKG mencakup serangkaian kegiatan yang terbagi dalam lima topik utama: Dunia yang Bermakna, Indonesia yang Harmoni, Damai yang dimulai dari Diri, Sekolahku yang Bhineka, dan Sekolahku yang Damai. Pelaksanaan kegiatannya pun terdiri dari lima tahapan: diri, aktivitas, refleksi, konsep, dan aplikasi.

Pada topik pertama "Dunia yang Bermakna", mahasiswa diberikan penghayatan kompleks dari mana asal muasal manusia Indonesia.

Pada topik kedua "Indonesia yang Harmoni", peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang mencerminkan identitas suatu suku dan etnis, yaitu kelompok Jawa, kelompok Banyuwangi, kelompok Papua, kelompok Melayu, dan kelompok China. Setiap kelompok ditugaskan untuk mengkaji identitas masing-masing berdasarkan karakteristik, budaya, kuliner, dan lain sebagainya yang dapat memberikan penghayatan dan pengenalan masing-masing budaya ke kelompok lainnya.

Pada topik ketiga "Damai yang dimulai dari Diri", peserta diajak untuk melakukan refleksi diri secara mendalam. Proses ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami dan menerima diri sendiri sebelum dapat menghargai keberagaman orang lain. Melalui diskusi dan kegiatan introspektif, mahasiswa didorong untuk mengidentifikasi nilai-nilai pribadi yang membentuk pandangan mereka terhadap keberagaman. Pentingnya rasa syukur dalam menerima diri sendiri menjadi fondasi utama, karena hanya dengan mengakui dan menghargai keunikan diri, seseorang dapat lebih terbuka untuk menghargai perbedaan orang lain.

Pada topik keempat "Sekolahku yang Bhineka", mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga dalam menerapkan kebinekaan di dunia pendidikan melalui kegiatan bermain peran (role play). Peserta dihadapkan pada situasi seperti study tour antar sekolah dengan mayoritas keyakinan yang berbeda dan pemilihan ketua OSIS dari latar belakang agama minoritas. Melalui kegiatan ini, peserta diajak untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya dan agama di lingkungan pendidikan.

Pada topik kelima "Sekolahku yang Damai", setiap kelompok mulai mengidentifikasi bagaimana sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi peserta didik dari beberapa kondisi dan isu-isu yang sering terjadi. Disini mahasiswa bermain games yang diberi nama SEKOLAHKU, dimana terdapat beberapa kartu kerentanan, ancaman, dan risiko. Setiap kartu yang dimainkan memiliki prosedur, yaitu: tiga ambil, 1 lihat; 1 ambil 1 lihat, 1 ambil 1 buang. Dalam hal ini, setiap mahasiswa bergantian mengambil kartu sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun