Setiap bank memiliki budaya risiko yang terpadu di mana manajemen menerapkan pendekatan pengelolaan risiko yang mendalam yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang kuat; ini termasuk srategi risiko yang jelas dan struktur dewan yang sesuai dan komite kerja yang aktif dengan peran, tanggung jawab, wewenang, dan jenjang pendelegasian yang jelas.
Berdasarkan definisi risiko diatas, risiko dapat diartikan sebagai ketidakpastian yang disebabkan oleh keputusan dan keadaan saat ini. Karena semua lapisan manajemen, bahkan semua karyawan, membuat keputusan untuk perusahaan sesuai dengan wewenang mereka sendiri, risiko dapat muncul di seluruh lapisan manajemen. Karena keragaman tersebut dapat mempersulit dalam mengidentifikasi semua risiko pada suatu perusahaan, apalagi mengklasifikasikannya. Industri perbankan memiliki teknologi manajemen risiko terbaik. Pada umumnya, risiko perusahaan mencakup semua risiko perbankan. Risiko-risiko yang dihadapi oleh bank-bank diindonesia, sebagai berikut :
- Risiko Pasar
- Resiko ini merupakan risiko yang timbul karena perubahan pasar dalam portofolio bank, yang dapat merugikan bank. Resiko pasar terdiri dari resiko spesifik dan resiko pasar umum (general merket risk). Risiko spesifik adalah risiko yang hanya dialami oleh penerbit sekuritas karena perubahan harga sekuritas. Sedangkan risiko pasar umum (general market risk) Â adalah risiko yang disebabkan oleh perubahan harga pasar yang berdampak pada seluruh pasar dan beberapa instrumen. Berdasarkan definisinya yang dimaksud faktor dari risiko pasar yakni nilai tukar, suku bunga, harga saham, dan harga komoditas.
- Risiko Kredit
- Risiko ini dapat didefinisikan sebagai kemampuan debitur untuk membayar pokok, bunga, atau kewajiban bank lainnya. Pembentukan, penjaminan, pemeliharaan, dan penagihan kredit adalah cara untuk mengatasi risiko ini serta memastikan profil risiko berada di sekitar kisaran yang dapat diterima. Kisaran tersebut didasarkan pada batasan portofolio bank secara keseluruhan dan masing-masing lini bisnis. Risiko kredit dapat berasal dari berbagai sumber, seperti debitur yang tidak dapat melunasi hutang mereka, obligasi yang dibeli bank, atau ketidakmampuan debitur untuk membayar pokok utang. Selain itu, gagal bayar adalah hasil dari semua kewajiban antara bank dan pihak lain.
- Risiko Likuiditas
- Risiko yang timbul karena bank gagal membayar kewajibannya yang jatuh tempo. Aktivitas bank dalam bidang perkreditan, penyediaan dana, dan instrumen utang dapat menimbulkan risiko. Permasalahan lain yang biasanya muncul dan memicu terjadinya risiko ini adalah aset yang tidak laku di pasaran atau harganya turun karena kurangnya peminat, untuk mengakibatkan penurunan keuangan perusahaan. Selain itu, manajemen yang buruk dapat menyebabkan risiko likuiditas dan kurangnya pengawasan arus kas suatu bisnis, bank, atau lembaga keuangan dapat mengalami risiko likuiditas
- Risiko Operasional
- Risiko Operasional dapat didefinisikan sebagai risiko yang disebabkan oleh proses internal yang tidak berfungsi dengan baik, kesalahan manusia, kegagalan system, dan/atau kejadian eksternal yang dapat mempengaruhi operasional bank. Sumber daya manusia, proses, system, dan kejadian eksternal adalah beberapa sumber risiko ini.
Berdasarkan jenis-jenis risiko diatas, dapat dikatakan bahwa risiko Paradigma baru tentang risiko perbankan diperlukan bagi bank setelah mempelajari berbagai jenis risiko dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Perbankan menghadapi risiko yang semakin kompleks seiring berjalannya waktu. Pemantauan risiko sekarang menjadi tanggung jawab direksi, bukan hanya auditor. Sekarang, risiko dilihat sebagai peluang bagi bank, bukan hanya sebagai faktor negatif yang harus dikontrol. Pengendalian risiko bank tidak berarti menghilangkan risiko sama sekali. Sebaliknya, fokus pengelolaan risiko bank adalah cara mengukur, mengawasi, mengelola, dan mengambil keuntungan dari risiko tersebut, serta mengamankan bank dari kerugian tersebut.
Tahap menejemen risikoÂ
Tahap memenjemen merupakan salah satu kerangka kerja berupa tindakan yang harus diambil dikenal sebagai proses manajemen risiko. Suatu perusahaan dapat menangani berbagai jenis risiko dengan berbagai metode manajemen risiko.Untuk mengelola risiko terdapat lima langkah dasar yang dapat diambil sebagai proses manajemen risiko. Proses ini dapat dimulai dengan identifikasi risiko, analisis risiko, penilaian risiko, penerapan solusi, dan pemantauan risiko. Untuk mengetahui lebih lengkap, berikut penjelasan lima langkah penting dari proses manajemen risiko:
- Identifikasi Risiko
Langkah pertama dalam proses manajemen risiko yaitu mengidentifikasi risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam lingkungan operasinya. Ada banyak jenis risiko yang berbeda, yaitu:
- Risiko hukum
- Risiko lingkungan
- Risiko pasar
- Risiko regulasi dll
Sangat penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin faktor-faktor risiko. Langkah ini juga banyak digunakan perusahaan perbankan di indonesia sebagai langkah awal untuk mengetahui dan menganalisa jenis risiko yang terjadi. Risiko ini akan dicatat secara manual di lingkungan yang menggunakan alat manual. Meskipun demikian, informasi ini dapat dimasukkan secara langsung ke dalam sistem jika organisasi menggunakan program manajemen risiko.
Metode ini dinilai menguntungkan karena setiap pemangku kepentingan dalam organisasi yang memiliki akses ke sistem dapat melihat risiko ini. Jika seseorang ingin melihat risiko mana yang telah diidentifikasi, mereka dapat mengakses informasi dalam system manajemen risiko daripada meminta laporan penting ini melalui email.
- Analisis Risiko
Setelah mengidentifikasi risiko, langkah selanjutnya adalah menganalisis risiko . Sangat penting untuk memahami bagaimana berbagai faktor yang ada dalam suatu perusahaan terutama perbankan yang berhubungan dengan risiko. Kemudian perlu dilihat seberapa banyak fungsi bisnis yang dipengaruhi oleh risiko tersebut untuk menentukan seberapa besar dan serius risiko tersebut.
Menurut analisis, ada risiko yang dapat menghentikan seluruh bisnis, tetapi itu hanya menyebabkan ketidaknyamanan kecil. Analisis ini harus dilakukan secara manual dalam konteks manajemen risiko manual. Memetakan risiko ke berbagai dokumen, kebijakan, prosedur, dan proses bisnis adalah langkah pertama yang paling penting saat menerapkan solusi manajemen risiko. Ini menunjukkan bahwa system sudah memiliki struktur manajemen risiko yang jelas. Hasilnya dapat digunakan untuk menilai risiko dan
- Penilaian Risiko
Setelah dilakukannya identifikasi dan analisis terhadap risiko langkah selanjutnya yang harus dikerjakan dalam memanajemen risiko adalah menilai risko. Risiko yang harus dinilai adalah risiko untuk menentukan prioritas. Karena kebanyakan produk manajemen risiko memasukkan berbagai kategori risiko berdasarkan tingkat keparahan risiko. Sebuah risiko yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan akan dianggap rendah. Namun, hal-hal yang berpotensi menyebabkan kerugian besar akan dianggap memiliki risiko tinggi.