Wajahku langsung menghangat, sepertinya bersemu merah. Untungnya, dia langsung sibuk dengan kotak snacknya. Jadi tidak melihat wajahku yang salah tingkah.
Saat makan snack, kami pun mulai mengobrol. Ternyata bicara dengannya sangatlah menyenangkan. Pembicaraan kami mulai dari film terbaru, makanan sampai keluarga. Ternyata dia berasal dari kota yang sama dengan Ayahku. Perjalanan menjadi tidak terasa lama. Sampai akhirnya bis sampai di tempat tujuan.Â
Acara outing berjalan lancar, sampai waktunya makan siang. Aku lihat Rio sedang mengambil makanan. Aku dan Wina yang masih lelah duduk di kursi sambil menikmati minuman yang disediakan. Arbani menghampiri kami dan duduk di samping Wina. Kulihat Rio sudah selesai mengambil makanan dan berjalan menuju kami.Â
"Rio, duduk sini." panggil Arbani.
"Iya, ini aku mau duduk samping Nia." jawabnya.
"Cie, gercep banget. Baru sekali duduk barengan di bis, udah pengen lagi duduk samping Nia." goda Arbani.
"Ah, bisa aja lo. " kata Rio.
"Iya, bisa aja lo Bani, padahal elo yang pengen banget duduk deket Wina." katakuÂ
"Apaan sih, udah yuk ambil makanan. Udah mulai sepi tuh. Rio, titip tas ya. Nanti kita duduk sini lagi." kata Wina.
"Ok Win." jawab Rio
Aku, Wina dan Arbani pun beranjak menuju meja prasmanan. Setelah mengambil makanan, kami kembali ke kursi tadi. Rio sudah selesai makan. Saat kami menikmati makanan, Rio berdiri dan pergi tanpa berkata apapun. Aku sedikit kecewa. Kupikir dia akan menemaniku makan dan mengobrol seperti tadi di bis.Â