Dorji pun pernah berpikir, jika film ini sampai tak selesai karena minimnya alat shooting di tengah lokasi yang jauh dari manapun, setidaknya sekali seumur hidup, dia dan timnya pernah mengalami pengalaman menyenangkan hingga mencapai Lunana yang indah dengan penduduknya yang luar biasa hangat dan ramah.
Ya, sepanjang film penonton akan disuguhi cantiknya alam Bhutan yang diwakili sejuknya pemandangan Lunana mulai dari segarnya gemericik aliran sungai, hijaunya padang rumput untuk tempat belajar di alam, hingga hadirnya binatang yak (sejenis kerbau) sebagai hewan ternak sekaligus sumber energi di rumah maupun di sekolah dari fesesnya yang telah dijemur, unik kan?
Selain penduduk asli Lunana yang turut mendukung rampungnya film dengan menjadi pemerannya, kerja sama dari Norbu, seekor yak yang tenang berada dalam kelas selama film berlangsung ikut menambah daya tarik film. Bagi warga desa di belahan dunia manapun, tak terkecuali di Bhutan, kisah hidup mereka sehari-hari jelas tak terlepas dari peran penting hewan ternak yang ada.
Selain bercerita tentang proses mencari kebahagiaan hidup, Dorji yang mengawali karier sebagai fotografer sebelum menjadi asisten sutradara ini memang memiliki misi untuk lebih mengenalkan Bhutan ke seluruh dunia melalui filmnya. Misi yang kini tercapai dengan semakin banyaknya orang yang mengetahui tentang Lunana.
Kru amatir yang berakting mahir
Saat Lulana adalah film perdana yang disutradarai oleh Dorji, maka begitu pula dengan pengalaman awal akting para aktor dan aktrisnya. Tak ada satu pun pemeran Lulana yang merupakan aktor profesional karena di Bhutan, para pemeran film sehari-hari bekerja selain di sinema demi mendapat gaji tetap.
Aktor pemeran Ugyen ternyata berprofesi utama sebagai penyanyi kafe dan resepsi pernikahan. Aktris cilik pemeran ketua kelas yang penuh antusias dan semangat Pem Zam (Zam) adalah gadis asli Lunana yang sebelumnya tidak pernah sekalipun menonton film, mirip seluruh warga Lulana lainnya, wow!
Namun, kemampuan akting mereka terlihat alami dan meyakinkan. Dorji sendiri memang telah menghabiskan banyak waktu terlebih dahulu bersama calon pemeran Lunana untuk mengenal lebih baik agar mereka mampu menghasilkan penampilan terbaik.
Dorji menyadari betul bahwa pemeran filmnya bukanlah A-list actors, bahkan baru ada yang mengenal film seperti halnya Pem Zam. Maka pendekatannya adalah mengarahkan mereka berakting sesuai dengan skenario film yang telah disesuaikan dengan karakter khas mereka masing-masing.
Siapa sangka, metode Dorji tersebut sukses memunculkan adegan spontan yang cukup sekali dilakukan (no retake), terutama untuk adegan Ugyen bersama para siswa-siswinya.Â