Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Sempat Ditolak, Kini "Lunana: A Yak in the Classroom" Menembus Nominasi Oscar

21 Februari 2022   23:20 Diperbarui: 29 Maret 2022   12:52 1661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film "Lunana: A Yak in the Classroom" dari Bhutan ini berkisah tentang pencarian kebahagiaan (Ilustrasi: Filmingo)

Dorji pun pernah berpikir, jika film ini sampai tak selesai karena minimnya alat shooting di tengah lokasi yang jauh dari manapun, setidaknya sekali seumur hidup, dia dan timnya pernah mengalami pengalaman menyenangkan hingga mencapai Lunana yang indah dengan penduduknya yang luar biasa hangat dan ramah.

Ya, sepanjang film penonton akan disuguhi cantiknya alam Bhutan yang diwakili sejuknya pemandangan Lunana mulai dari segarnya gemericik aliran sungai, hijaunya padang rumput untuk tempat belajar di alam, hingga hadirnya binatang yak (sejenis kerbau) sebagai hewan ternak sekaligus sumber energi di rumah maupun di sekolah dari fesesnya yang telah dijemur, unik kan?

Kotoran hewan ternak ternyata dapat menjadi sumber pelita di Lunana (Ilustrasi: Youtube Films Boutique)
Kotoran hewan ternak ternyata dapat menjadi sumber pelita di Lunana (Ilustrasi: Youtube Films Boutique)

Selain penduduk asli Lunana yang turut mendukung rampungnya film dengan menjadi pemerannya, kerja sama dari Norbu, seekor yak yang tenang berada dalam kelas selama film berlangsung ikut menambah daya tarik film. Bagi warga desa di belahan dunia manapun, tak terkecuali di Bhutan, kisah hidup mereka sehari-hari jelas tak terlepas dari peran penting hewan ternak yang ada.

Selain bercerita tentang proses mencari kebahagiaan hidup, Dorji yang mengawali karier sebagai fotografer sebelum menjadi asisten sutradara ini memang memiliki misi untuk lebih mengenalkan Bhutan ke seluruh dunia melalui filmnya. Misi yang kini tercapai dengan semakin banyaknya orang yang mengetahui tentang Lunana.

Kru amatir yang berakting mahir

Saat Lulana adalah film perdana yang disutradarai oleh Dorji, maka begitu pula dengan pengalaman awal akting para aktor dan aktrisnya. Tak ada satu pun pemeran Lulana yang merupakan aktor profesional karena di Bhutan, para pemeran film sehari-hari bekerja selain di sinema demi mendapat gaji tetap.

Aktor pemeran Ugyen ternyata berprofesi utama sebagai penyanyi kafe dan resepsi pernikahan. Aktris cilik pemeran ketua kelas yang penuh antusias dan semangat Pem Zam (Zam) adalah gadis asli Lunana yang sebelumnya tidak pernah sekalipun menonton film, mirip seluruh warga Lulana lainnya, wow!

Namun, kemampuan akting mereka terlihat alami dan meyakinkan. Dorji sendiri memang telah menghabiskan banyak waktu terlebih dahulu bersama calon pemeran Lunana untuk mengenal lebih baik agar mereka mampu menghasilkan penampilan terbaik.

Dorji menyadari betul bahwa pemeran filmnya bukanlah A-list actors, bahkan baru ada yang mengenal film seperti halnya Pem Zam. Maka pendekatannya adalah mengarahkan mereka berakting sesuai dengan skenario film yang telah disesuaikan dengan karakter khas mereka masing-masing.

Siapa sangka, metode Dorji tersebut sukses memunculkan adegan spontan yang cukup sekali dilakukan (no retake), terutama untuk adegan Ugyen bersama para siswa-siswinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun