Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tiga Alasan Realistis Seseorang Menjadi Relawan

10 Februari 2022   12:29 Diperbarui: 16 Februari 2022   21:37 4427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Volunteer | Sumber: Pexels/Julia M Cameron

Apa yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata 'relawan'? Kerja sosial (tanpa pamrih) biasanya yang akan langsung terbayang.

Wajarlah saat istilah relawan (volunteer) dan kemanusiaan serta kepedulian sosial sering disandingkan. Menariknya, hal ini tidak 100% benar ataupun salah lho.

Sepanjang pengalaman saya menjadi relawan sejak kuliah dulu, ada saja cerita tak terduga seputar dunia relawan. Alasan menjadi relawan termasuk salah satunya.

Jujur, saya pribadi pertama kali tertarik bergabung sebagai relawan di daerah bencana alam (lebih) karena untuk mengisi waktu liburan kuliah. 

Setelah orang tua mengizinkan karena lokasinya sudah aman, saya pun berangkat sebagai relawan di dapur umum.

Tak sedikit pula teman relawan saya ketika itu yang (prioritas) tujuannya adalah jalan-jalan ke luar kota. 

Maklumlah, para relawan mahasiswa tersebut difasilitasi dengan bus kampus sampai lokasi.

Kocaknya lagi, ada yang menjadi relawan karena mahasiswa atau mahasiswi idamannya turut serta. Jadilah sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, karena sepulang dari misi relawan, ada yang sampai pacaran, bahkan hingga menikah, keren banget kan tuh!

Maka inilah tiga alasan (sebenarnya) seseorang menjadi relawan seperti yang pernah saya dapati langsung. 

Syukur Alhmadhulillah, apapun alasan (utama) seseorang bergabung menjadi relawan, selama ini saya melihat kerja relawan mereka tetap serius dan bertanggungjawab hingga selesai.

Keingintahuan

Alasan ini akan banyak kita temui pada relawan siswa maupun mahasiswa. Energi besar yang ditunjang dengan waktu luang tentunya membuat mereka penasaran dengan beragamnya jenis kegiatan relawan yang ada.

Jenis aktivitas relawan pendidikan umumnya memancing rasa ingin tahu yang besar. Terlebih lagi saat lokasi mengajar di tempat yang lazimnya tak akan sering didatangi.

Contohnya yaitu relawan pengajar bagi anak-anak jalanan. Tempat mengajar di kolong jembatan jelas mengundang rasa penasaran.

Begitu pula dengan relawan lingkungan. Seorang koordinator relawan untuk aksi membersihkan sampah di sepanjang sungai bercerita lebih dari relawan yang tertarik bergabung karena belum pernah melihat langsung sungai!

Rasa ingin tahu para (calon) relawan ini akan semakin besar saat lokasi kegiatan relawan berada di luar kota yang menyediakan akomodasi dan transportasi. Lumayan kan, bisa jalan-jalan tanpa biaya, hehehe...

Tapi, meskipun niat (awalnya) menjadi relawan karena rasa penasaran, tak sedikit yang malah ketagihan. 

Saya mendapati banyak pula relawan yang terus konsisten beraksi hingga lulus kuliah, bekerja, bahkan sampai menikah dan mengajak keluarganya juga.

Kepopuleran

Zaman saat media sosial menjamur tentunya membuat info kegiatan relawan (jauh) lebih mudah didapatkan. 

Saat sudah menjadi relawan, sederet foto pun diunggah ke akun pribadi selama menjalani kegiatan sukarela itu.

Hal tersebut secara (tak) langsung menciptakan personal branding, bahwa seseorang berjiwa sosial dan peduli sekitar. 

Terlebih lagi jika relawan tersebut rutin memasang sederet foto terbaru saat menjalani aksi relawan (volunteering) baik di dalam maupun luar negeri.

Apa alasan kita sebenarnya dengan menjadi relawan? (Ilustrasi: health.harvard.edu)
Apa alasan kita sebenarnya dengan menjadi relawan? (Ilustrasi: health.harvard.edu)

Koleksi foto sebagai relawan di media sosial itu jelas bukan tanpa tujuan. Bagi pemburu beasiswa ke luar negeri, kegiatan relawan akan sangat mendongkrak nilainya di depan komite seleksi beasiswa.

Saat ini juga sudah mulai banyak perusahaan yang mencermati akun media sosial (calon) karyawan mereka. 

Para tim HRD/SDM suatu kantor jelas lebih senang plus tenang dengan menerima karyawan yang punya rasa kepedulian dengan menjadi relawan daripada yang hobinya keluyuran tak karuan, setuju?

Peluang beasiswa dan lowongan kerja semakin terbuka lebar adalah contoh manfaat secara profesional dengan populer sebagai relawan. 

Secara personal, calon mertua juga akan semakin yakin lho dengan calon menantu yang berjiwa sosial karena berarti relawan tersebut dapat luwes berbaur dengan anggota keluarga barunya kelak.

Eh, tapi bukan berarti populer sebagai relawan itu motifnya sebatas keuntungan materi maupun pribadi. Banyak juga kok yang berniat untuk promosi kegiatan relawan agar semakin banyak yang tertarik untuk ikut bergabung menjadi relawan setelah melihat foto-foto unik sebagai relawan di media sosial.

Keuangan

Lho, bagaimana mungkin kerja relawan yang sukarela ini malah memiliki keuangan sebagai alasannya? 

Hmm, banyak kegiatan relawan sekarang yang bukan lagi'thank you project, alias sebatas ucapan terima kasih sebagai bentuk apresiasinya, serius lho ini!

Sertifikat sebagai relawan umumnya adalah insentif paling dasar yang diterima. Nah, sertifikat relawan tersebut berguna banget untuk melamar beasiswa dan kerja sekaligus anak orang nantinya, silakan dicoba ya, hehehe...

Saya juga mengetahui kini semakin banyak perusahaan yang mendonasikan dana program sosial mereka Corporate Social Responsibility (CSR) untuk organisasi maupun kegiatan relawan. 

Dana tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pengganti uang transportasi, makan, dan paket/kuota data relawan untuk aksi sosial secara virtual, terutama yang sifatnya rutin dalam satu periode.

Kesempatan mengenal calon pemberi rekomendasi dari tokoh publik dan juga pimpinan yang tergabung dalam kegiatan relawan tersebut juga semakin besar.

Para tokoh berpengaruh tersebut pun kerap menawarkan peluang kerja dan sekolah di institusi atau yayasan kepunyaan mereka maupun milik jejaring (networking) mereka yang tersebar dari level lokal hingga global, mantap kan?

Adik kelas saya direkrut sebagai guru Bahasa Perancis di sebuah lembaga konsultan pendidikan setelah menjadi relawan bahasa untuk siswa kurang mampu yang disponsori lembaga tersebut. 

Dirinya (jujur) mengakui bahwa dia bergabung sebagai relawan karena tertarik mengajar di lembaga elit itu sehingga pintu relawan adalah strategi jitunya agar diterima mengajar di sana.

Bagi para relawan penggalang dana (fundraiser), terbukanya akses ke sejumlah penyandang dana kegiatan sosial secara individu dan juga perusahaan jelas memberikan keuntungan tersendiri. 

Para donatur dana relawan tak hanya mendukung program relawan, namun juga acapkali membantu para relawan yang membutuhkan bantuan keuangan secara personal.

Idealnya, niat dan tujuan pertama dan utama kita menjadi relawan itu adalah murni membantu sesama mahluk hidup serta lingkungan. 

Ketika kita dapat menularkan kebaikan sebagai relawan, maka kita pun termasuk yang menerima manfaatnya, baik kebahagiaan hidup dengan menolong maupun kelancaran hidup sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun