Seingat saya, pihak pengurus yayasan SD berterima kasih dengan cara mengizinkan para warga di sana berjualan di kantin sekolah tanpa dipungut iuran dan hanya wajib menjaga kebersihan kantin SD.
Spirit sila pertama Pancasila "Ketuhanan Yang Maha Esa" pun dulu, semasa SD, begitu saya rasakan hadirnya. Penduduk Indonesia telah mengenal keberagaman agama dengan Islam sebagai agama mayoritas.
Namun, perbedaan agama tak lantas menyekat pergaulan sosial. Prinsip toleransi dan saling menghormati sudah dilakukan sehari-hari selama ratusan tahun di Indonesia tanpa harus diviralkan di media massa karena rawannya friksi akibat provokasi SARA kini.
Contoh nyatanya yaitu kokohnya Candi Borobudur (Budha) maupun Prambanan (Hindu) di daerah Jawa Tengah serta Yogya yang kesultanannya dipimpin kaum muslim.
Lokasi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral (Katolik) di Jakarta yang berdekatan juga menjadi bukti nyata lainnya bahwa pendiri bangsa kita, terutama Presiden ke-1 Soekarno sebagai pencetus Pancasila, telah menanamkan akar kebersamaan dan persatuan yang kokoh serta berkelanjutan di tengah segala perbedaan pada rakyat Indonesia.
Semoga semangat nasionalisme di setiap sila Pancasila bisa terus mewarnai karakter setiap siswa di Indonesia sehingga tak ada (lagi) pihak yang membenturkan antara agamapun dengan Pancasila.Â
Perbedaan memang sejatinya adalah anugerah dari Allah SWT, namun persatuan itu adalah usaha terus-menerus dari setiap manusia, termasuk yang berlandaskan Pancasila.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H