Jadi, saat ada 50 nomor soal listening test, 10-20 soal pertama itu akan (relatif) lebih mudah daripada soal nomor 41 hingga 50.
Umumnya listening test pada TOEFL memiliki 3 bagian, yaitu short dialogue (dialog singkat sehari-hari), longer dialogue (diskusi formal di kantor atau sekolah), dan lectures/speech (isi kuliah/ceramah).Â
Semakin lama durasi audio suatu nomor, maka semakin bertambah tingkat kesulitan soalnya karena perlu fokus yang lebih panjang saat mendengarnya.
Maka itulah, para tutor kursus TOEFL seringkali mengingatkan para calon peserta tes TOEFL agar mengetahui jumlah soal benar yang harus dijawab untuk memperoleh skor yang diinginkan. Jadi energi kita tidak terkuras duluan dengan membayangkan harus menjawab betul (semua) nomor yang diujikan.
Tapi, kita juga jangan sampai mengosongkan jawaban pada soal yang sulit karena tak tertutup peluang bahwa (tebakan) jawaban kita benar.Â
Selama tak ada sistem pengurangan nilai (minus) ketika salah menjawab, optimalkan saja kemampuan kita menebak-nebak jawaban soal tes TOEFL. Serius lho ini bilanginnya!
Jika kita rutin latihan tes TOEFL setiap harinya, telinga kita pun akan terlatih mendengar pola soalnya. Untuk listening test TOEFL, lebih baik kita sering mendengar berita dan wawancara dalam bahasa Inggris setiap hari.
Situs resmi stasiun berita BBC untuk belajar bahasa Inggris, yaitu BBC Learning English sangat direkomendasikan bagi Anda yang sedang belajar tes TOEFL maupun tes IELTS.Â
Level yang tersedia pun lengkap mulai dari lower intermediate (dasar), intermediate (menengah), hinggau upper-intermediate (mahir).Â
Jadi selain fokus dengan latihan soal tes TOEFL sebagai materi utama, materi dari BBC tersebut menjadi pelengkap yang mendukung ketajaman telinga kita saat mendengar bahasa Inggris.
Structure Test (Tes Tata Bahasa)
Setelah listening test, kita pun akan dihadapkan dengan structure test (tes tata bahasa/grammar). Nah, tes ini yang seringkali menjadi momok menakutkan karena tata bahasa Indonesia tidak serumit Inggris.