Syukurlah, security officer di bank itu sigap membantu. Â "Kartu ATM-nya ada logo PRIMA kan, Pak? Bapak bisa menarik uang di ATM lain yang ada loga PRIMA-nya juga." Â Info pasti dari petugas resmi keamanan bank tersebut otomatis membuat Bapak percaya dan menuju ATM bank lainnya yang terdekat.
Di lain waktu, saya menemani Ibu berbelanja. Â Panjangnya antrian belanja dengan pembayaran tunai (cash) membuat saya berpindah ke kasir dengan mesin EDC. Â Beliau sempat khawatir, "Mesinnya dari bank yang sama enggak?" Ibu langsung lega saat respon petugas kasir, "Bisa dengan PRIMA Debit, Bu."
ekonomi sebagai tolok ukur kesuksesan. Â Jaringan PRIMA yang terhubung dengan lebih dari 80 bank dan 120.000 ATM membuat mereka tenang saat bertransaksi.
Kepastian dan sifat resmi menjadi magnet utama PRIMA bagi kedua generasi tersebut yang menjadikan kemapanan status sosial-Internet dan Mobile untuk Kaum Milenial dan Z
Inilah dua generasi yang lahir dan tumbuh besar dalam kecanggihan IT serta media sosial (digital natives). Â Tak heran, fitur 'I' (Internet) dan 'M' (Mobile) adalah dua kata kunci utama yang konsisten dicari oleh para konsumen usia 20 sampai 30-an tahun saat bertransaksi dengan perusahaan apapun. Â Â
Saya masih ingat betul, Bapak dan Paman pernah mengantri berjam-jam dari pagi sampai sore saat membeli tiket kereta untuk mudik Lebaran. Â Saat itu, calo tiket masih merajalela. Â Membeli dari calo memang lebih cepat. Â Tapi, harga tiketnya langsung melonjak gila-gilaan dari harga asli dan resminya!
Kerepotan serupa tentunya ogah saya alami. Â Tiga bulan menjelang Idul Fitri, tiket kereta sudah bisa dipesan. Â Fitur PRIMA Payment Solution membuat booking tiket KAI bisa dilakukan di mana dan kapan saja (transaksi real time online). Â PT. KAI termasuk dalam lebih dari 88 mitra biller PRIMA, senangnya!
Transaksi kesehatan juga lebih praktis dengan PRIMA Payment Solution. Â Kantor Bapak memakai asuransi kesehatan dari Allianz. Â Setelah pensiun, beliau melanjutkan asuransi (kini plus wakaf) tersebut dengan keempat anak yang bergantian membayar preminya. Â "Untuk tabungan dunia akhirat," ujar beliau.
Satu waktu ketika sedang makan di luar, salah satu dari kami teringat, dia belum membayar preminya. Â Saat Bapak tahu, beliau spontan berkomentar,"Wah, ini Ahad-Senin libur! Kantor asuransinya baru buka Selasa." Â Tanpa banyak bicara, adik saya bergegas menuju ATM BCA terdekat dari restoran.