Bahkan dari bayi pun, seorang anak sudah memiliki kecenderungan menjadi pribadi yang kalem dan tenang atau aktif dan periang. Â Kunci pengasuhannya adalah menerima anak balita sesuai apa adanya mereka sambil mengoptimalkan kelebihannya. Â Patut diingat, setiap anak memiliki karakter masing-masing yang unik, bahkan anak kembar identik sekalipun memiliki kepribadian yang khas.Â
Anak balita pendiam dapat diajarkan bicara dengan membacakannya buku dan menggambar bersama. Â Bagi anak energik, mengajarkannya bicara lebih efektif dengan cara mengajaknya menyanyi sambil menggerakkan badan agar lebih menyenangkan dan tidak terasa membosankan. Â Orang tua juga sebaiknya tidak membanding-bandingkan anak karena perbedaan karakter bawaannya sejak lahir.
3. Menyikapi dengan hati-hati kesukaan dan pantangan anak balita
Ini penting diketahui agar anak balita tidak sampai terganggu kesehatannya. Â Orang tua dan pengasuh balita idealnya membiasakan anak balita memakan gula alami seperti yang terdapat dalam buah serta bukannya diberi permen dan sebagainya. Â Begitu pula dengan kebiasaan memakan sayur dengan cara mengolahnya menjadi hidangan yang lezat, seperti omelet (telur dadar) berisi sayuran.
Kebiasaan makan seseorang umumnya terbentuk sejak masih balita. Â Ini karena indera perasa pada lidah seseorang memiliki sel-sel syaraf yang sangat sensitif dan berhubungan langsung dengan memori di otak. Â Jika dari balita seorang anak memiliki kenangan indah saat mengonsumsi sayur dan buah, maka kenangan manis itu akan terus terkenang hingga dirinya lebih memilih pola makan bergizi saat dewasa.