Dan sekalipun seorang penyiar mewakili stasiun televisi yang dimiliki oleh calon presiden tertentu, akan sulit baginya untuk menyembunyikan keberpihakannya secara pribadi terhadap kandidat presiden lainnya. Keberpihakan tersebut dapat tampak dari cara bicara dan bahasa tubuh seorang penyiar saat membacakan berita.
Misalnya, komunikasi yang dilakukan staf penjualan (sales & marketing communication staff). Tingkat penjualan tidak meningkat ketika isi iklan dan ekspresi sang penjual tidak mengalami sinkronisasi atau keselarasan yang dilakukan secara harmonis dan alami. Cara membujuk yang dibuat-buat, sehalus apapun, akan terlihat janggal dan lawan bicara merasa seolah sedang dibohongi.
Ada juga Malcolm Gladwell dalam bukunya Tipping Point menerangkan tentang fakta unik saat pemilu presiden di Amerika Serikat berlangsung, yang diperoleh dari hasil penelitian sekelompok psikolog dari Syracuse University.
Penelitian itu menemukan salah satu stasiun televisi yang terkenal sangat tidak bersahabat terhadap Ronald Reagan memiliki seorang penyiar yang wajahnya bersemangat tiap kali membacakan berita mengenai Reagan.
Hasilnya di luar dugaan. Para penonton berita lebih memilih Reagan walaupun berita tentangnya disiarkan oleh stasiun televisi yang tidak mendukungnya.
Peran penyiar berita, dalam hal ini berdasarkan ekspresinya saat membacakan berita, ternyata berpengaruh besar dalam menggiring opini masyarakat secara tidak langsung terhadap kampanye para kandidat presiden di Amerika Serikat.
Tulisan ini tidak bermaksud untuk menuduh para penyiar televisi sebagai juru kampanye terselubung dari calon presiden manapun. Di Indonesia, belum ada penelitian yang serupa seperti halnya di Amerika Serikat.
Selain itu, para pembaca berita dan pemirsa televisi sama-sama memiliki hak memilih dalam pemilu. Â Bedanya, penyiar televisi di Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam mewujudkan proses kampanye pemilu yang transparan, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Christiane Amanpour dari CNN merangkumnya dalam satu kalimat optimis, "Dan saya yakin bahwa jurnalisme dan siaran televisi yang baik dapat menjadikan dunia kita sebagai tempat tinggal yang lebih baik."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H