Lagi Rame!

Sewindu Komikus Hasmi "Gundala"

Asa dan Dilema Guru Madrasah Swasta

Tip "Survive" bagi Guru Baru

Hari Guru Nasional, Apresiasi Tulus dan Formalitas

Mirisnya Nasib Guru Honorer di Indonesia

Tanda-Tanda Masih Ada Trauma dalam Dirimu

Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Travel Story Pilihan

Pegang Kendali Wisata Arkeologi di Cirebon Bersama Danamon

22 Juni 2017 13:24 Diperbarui: 22 Juni 2017 21:41 758

+

Laporkan Konten

Laporkan Akun

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Djulianto, seorang arkeolog senior UI dan juga Kompasianer berbagi ilmu mengenai ilmu dan wisata arkeologi (Admin Kompasiana)

Pak Djulianto, seorang arkeolog senior UI dan juga Kompasianer berbagi ilmu mengenai ilmu dan wisata arkeologi (Admin Kompasiana)

Pak Djulianto, seorang arkeolog senior UI dan juga Kompasianer berbagi ilmu mengenai ilmu dan wisata arkeologi (Admin Kompasiana)

Empal gentong dan Tahu gejrot menjadi sajian khas Cirebon untuk buka puasa (Dokpri)

Kompasianer melakukan uji coba aplikasi D-Cash di mesin ATM Danamon Cirebon (Dokpri)

Bagi yang ingin berwisata ke Cirebon dengan kereta, pemesanan tiketnya dapat dilakukan melalui www.danamononline.com (Dokpri)

Aplikasi ponsel D-Cash dari Danamon membuat urusan bekal uang selama perjalanan menjadi jauh lebih gampang (www.danamononline.com)

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepasang wisatawan lokal menuju Bangsal Keraton Kasepuhan Cirebon (Dokpri)

Kompasianer Grup Kendali: Mas Detha, saya, Mbak Puspa, Mas Noval, dan Mbak Siti (Admin Kompasiana)

Agar terpantau berita kekinian seputar Cirebon dan sekitarnya, Harian Umum Kabar Cirebon sebaiknya dibaca traveler (Dokpri)

Keraton Kasepuhan Cirebon telah berusia hampir 500 tahun atau sejak 1529 (Dokpri)

Siti Inggil, lokasi beranda untuk upacara prajurit zaman dahulu di Keraton Kasepuhan Cirebon (Dokpri)

Memang (tak) ada trip yang sempurna, begitu mungkin isi diskusi Kompasianer Mas Ony dan Bu Muthiah di depan Malang Semirang (Dokpri)

Pengada, dulunya menjadi pos pemeriksaan pertama di depan gerbang masuk utama Keraton Kasepuhan Cirebon (Dokpri)

Setelah melewati pos Pengada, tamu sultan dapat menunggu giliran bertemu sultan di ruang tunggu yang bernama Sri Manganti (Dokpri)

Dapur Mulud yang dahulu ramai digunakan untuk memperingati kelahiran keluarga sultan dan Maulud Nabi di Keraton Kasepuhan Cirebon (Dokpri)

Museum Pusaka, museum terbaru di Keraton Kasepuhan Cirebon ini dapat dikunjungi saat Festival Keraton Nusantara XI pada September 2017 nanti (Dokpri)

Pengunjung Keraton Kanoman harus melewati terlebih dahulu Pasar Kanoman di Cirebon (Dokpri)

Admin KOTEKA, Pak Diaz, bersama perwakilan Keraton Kanoman Cirebon di ruang pertemuan sultan yang bernama 'Pendopo Jinem' (Dokpri)

Ruang berornamen batu karang dan motif batik megamendung yang dulu berfungsi sebagai singgasana sultan di Keraton Kanoman Cirebon (Dokpri)

Kompasianer Mas Denny mengambil gambar Sumur Kejayaan di Keraton Kasepuhan Cirebon (Dokpri)

Ratu Rania, putri keturunan Sultan Kanoman Cirebon bermain ditemani pengasuhnya (Dokpri)

Dua orang wisatawan asing di Keraton Kasepuhan Cirebon (Dokpri)

Gua Sunyaragi ini terkenal sebagai tempat meditasi para sultan Cirebon tempo dulu (Dokpri)

Kompasianer Mbak Sitie, Mas Noval, dan Mbak Erni di sekitar Gua Argajumut (Dokpri)

Agar Gua Sunyaragi tetap lestari hingga nanti, para pengunjung dilarang melakukan tindakan vandalisme (Dokpri)

Gua Kelanggengan dipercaya membuat orang yang memasukinya langgeng jodoh dan karirnya (Dokpri)

Pohon kelengkeng ini konon usianya sudah mencapai 300 tahun, wow! (Dokpri)

Satu keluarga wisatawan asing berpose di sekitar Gua Peteng dan Gua Langse (Dokpri)

Bangsal Jinem, gua khusus tempat sultan Cirebon di masa lampu menenangkan diri (Dokpri)

Masukan "Passcode" yang telah Anda terima dari pengirim,

Pilih "Jumlah" Nominal Yang Ingin Tarik Tunai,

Anda akan menerima Kode OTP (One Time Password)yang Anda terima melalui SMS, Transaksi telah selesai. Silakan ambil uang dan bukti transaksi

Hal Penting Seputar Ponsel D-Cash :

Masa berlaku reservasi tarik tunai adalah 2 (dua) jam.

Batasan per reservasi adalah 100 ribu -- 500 ribu.

Limit transaksi adalah 1 juta/hari.

Facebook: Khairunisa Maslichul

Twitter & IG: @nisamaslichul

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :

1
2
3
4
5
6
7

LIHAT SEMUA

Mohon tunggu...

Lihat Travel Story Selengkapnya

Beri Komentar

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Konten

Laporkan Akun

Akun Terverifikasi

Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.

Pelajari selanjutnya.