Nah, bersama sang adiklah, Pipiltin Cocoa dibesarkan bersama. Mbak Tissa pun berbagi peran dan tugas dengan adik plus mitra bisnisnya tersebut. Biasanya Irvan yang lebih banyak berkeliling ke para petani cokelat lokal. Sementara itu, dirinya mengurusi proses produksi cokelat pada kedua lokasi outlet Pipiltin Cocoa di Barito dan Senopati Jakarta Selatan.
Faktor adanya ikatan keluarga pula yang membuat Mbak Tissa lebih mudah berbagi ide bisnis dengan adiknya. Hambatan bisnis pun menjadi lebih mudah untuk diatasi bersama karena keduanya sudah mengenal baik selama bertahun-tahun #BersamaKitaBisa
Jaga Kualitas dan Keunikan Bisnis
Menurut Mbak Tissa, sejak awal memulai Pipiltin Cocoa, dirinya selalu mengingat bahwa kualitas dan keunikan produk juga layanannya wajib terus dijaga serta ditingkatkan. Sekali saja faktor kualitas dan keunikan diabaikan, maka bisnis tak pelak berjalan menuju ke jurang kehancuran.
Mulai dari kualitas bahan baku berupa biji cokelat hasil tanam petani lokal, proses produksi di dapur, penyajian di toko, hingga layanan antar (delivery service) mendapat porsi perhatian yang sama besarnya. Untuk memastikan adanya kesatuan standar bisnis, Mbak Tissa mencantumkannya dengan sistematis dan terinci dalam rencana bisnisnya (business plan).
Sepulang dari acara tersebut, saya lantas mengagendakan untuk mengunjungi langsung Pipiltin Cocoa saat liburan nanti. Selain menikmati cokelat asli khas Indonesia, pasti masih banyak lagi informasi tentang kiat-kiat memulai bisnis nasional berkualitas internasional di sana. Yuk, mari memulai berbisnis lokal berkualitas global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H