Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memulai Bisnis Lokal Berkualitas Global

20 Desember 2015   13:34 Diperbarui: 19 Januari 2016   20:28 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilpin Cocoa bisa ada bukan karena mengikuti trend bisnis semata. Tahu berapa lama waktu riset yang diperlukan Mbak Tissa sebelum memulai bisnis toko coklat Pipiltin? ‘Hanya’ 3 tahun! Wah, benar-benar matang ya persiapannya.

Tidak tanggung-tanggung, Mbak Tissa bahkan sampai mengikuti kursus membuat coklat di Swiss, negara yang terkenal dengan produk olahan coklatnya itu. Selain serius menekuni cara pembuatan coklat, dirinya juga mengamati kecenderungan orang Indonesia dalam menikmati cokelat.

Beliau menemukan bahwa lidah konsumen lokal tidak terlalu mampu membedakan varian rasa cokelat batang yang beredar di pasaran selama ini. Rencana awalnya untuk memproduksi batangan coklat (chocolate bar) pun lalu dimodifikasi dengan menjual olahan pencuci mulut (desserts) dengan memakai cokelat batangan produksi Pipiltin agar konsumen terbiasa dengan cita rasa khas Pipiltin Cocoa terlebih dahulu.

Namun, bukan berarti setelah bisnis dimulai, riset pasar lalu berhenti. Mbak Tissa menambahkan, selama hampir 3 tahun menjalankan Pipiltin Cocoa, dirinya terus melakukan inovasi produk coklat beserta layanannya melalui riset pasar yang intensif agar Pipiltin terus berkembang mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman.

Punya Tujuan Mulia dengan Berbisnis

Saat sesi tanya-jawab, saya sempat bertanya ke Mbak Tissa tentang kiatnya untuk terus bertahan menghadapi tantangan dan kesulitan bisnis. “Saat sedang down, saya selalu mengingat para petani coklat lokal yang menjadi mitra bisnis kami. Jika Pipiltin sukses, begitu pula dengan nasib mereka.” Niat awal berbisnis coklat memang karena Mbak Tissa gemas setelah mengetahui coklat terkenal dari Belgia dan Swiss mayoritas memakai bahan baku biji cokelat dari Indonesia.

Eh, tapi bukan nama Indonesia yang terangkat sebagai penghasil coklat berkualitas, malah negara penghasil olahan cokelatnya di Eropa yang mendunia. Maka itulah, Pipiltin Cocoa hadir untuk membawa nama harum Indonesia di pentas perdagangan cokelat dunia.

Setelah melakukan riset coklat di Indonesia, Pipiltin lalu memilih biji cokelat lokal hasil panen dari petani coklat di Pidie Jaya Aceh, Tabanan Bali, dan Glenmore Banyuwangi. Mbak Tissa pun langsung bermitra dengan para petani coklat dari ketiga daerah tersebut di Indonesia tanpa melalui perantara. Tujuannya agar negosiasi harga bisa lebih transparan dan kesejahteraan petani cokelat pun dapat ditingkatkan. Siapa sangka, ternyata ada seulas senyum banyak petani di balik kelezatan sepotong coklat Pipiltin.

Tissa Aunilla dan Irvan Helmi, kakak-adik pendiri bisnis cokelat, Pipiltin Cocoa (Sumber Ilustrasi 5)

Gandeng Rekan Bisnis yang Amanah

Urusan bisnis selalu berkaitan dengan keuangan. Mitra atau partner bisnis yang amanah atau dapat dipercaya dan diandalkan mutlak kehadirannya jikalau pebisnis berniat memiliki bisnis patungan atau bersama. Mbak Tissa mengaku sangat bersyukur memiliki rekan bisnis yang sekaligus adik kandungnya yaitu Irvan Helmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun