Makanya pengusaha harus selalu tahu update terbaru nilai kurs sebelum bertransaksi valas. Sementara itu, pergerakan nilai rupiah terhadap mata uang asing juga sulit diprediksi. Misal jam 9 pagi selisihnya masih kecil, eh siangnya jam 1 sudah membesar. Apalagi, jika terjadi ketidakstabilan sosial politik, perubahan nilai kurs valas akan semakin mirip kecepatan roller coaster! Wah wah wah……
Oleh karena itu, saya langsung tertarik untuk mengikuti acara “Kompasiana Nangkring bersama BCA” tentang cara transaksi valas untuk transfer uang dari dan ke luar negeri dengan kurs E-Rate BCA. Saya bersama 49 Kompasianer lainnya menghadiri acara informatif dan bermanfaat tersebut yang dipandu oleh moderator dari pihak admin, Mas Isjet, pada Kamis, 3 Desember 2015, dari pukul 15.00 – 17.00 WIB di D’Counsulate Lounge di Menteng yang berlokasi hanya 5 – 10 menit dari Stasiun KRL di Gondangdia Jakarta.
Pak Lian Lubis selaku perwakilan dari BCA menjelaskan, sama seperti halnya kurs Counter TT, kurs E-Rate ini termasuk layanan dari jenis kurs valas yang disediakan oleh fasilitas E-Banking BCA kepada para nasabahnya. Pria berkacamata yang ramah dan komunikatif tersebut menuturkan, saat ini di BCA tersedia 3 jenis kurs valas yaitu :
Kurs Counter Rate Telegraphic Transfer (TT Counter)
Bentuknya giro (bukan uang fisik). Selama nasabah memiliki dana di bank, mereka dapat melakukan transaksi valas dengan jenis kurs ini.
Kelebihannya, nasabah tidak perlu memegang uang kertas karena dana sudah tersimpan di bank. Proses yang terjadi yaitu pemindahbukuan transaksi valas dalam pemilik rekening antar atau sesama bank, baik dalam mata uang yang sama maupun berbeda.
Kekurangannya, nasabah harus datang ke bank (masih manual) sambil membawa dokumen pendukung pengiriman uang untuk menghindari praktek pencucian uang (money laundering). Info pergerakan nilai kurs dengan metode ini memiliki periode sekitar 12 jam atau setengah hari sehingga info kurs TT kurang update.