Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mulusnya Urusan Fulus dengan Update Kurs

15 Desember 2015   22:31 Diperbarui: 15 Desember 2015   22:31 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu bagaimana dengan transfer uang antar negara? Pastinya melibatkan transaksi valuta asing (valas). Kalau belum atau tidak tahu caranya, fluktuasi atau turun naiknya nilai kurs mata uang terasa semakin membingungkan.

Ketika orang tua saya hendak naik haji sepuluh tahun lalu, mereka menitipkan sejumlah uang tunai dalam jumlah besar kepada anak-anaknya untuk biaya hidup selama mereka di Tanah Suci. Sebelum mereka bertolak ke Arab Saudi, saya sempat bertanya : “Kenapa uangnya tidak ditransfer saja dari via bank di sana?”

Jawab ayah saat itu : “Repot, Nak. Harus ke bank dulu dan mengisi formulir ini-itu. Bapak tidak terlalu paham soal transaksi valas, juga tentang info nilai pasti selisih kurs (antara mata uang Riyal di Arab Saudi dengan Rupiah di Indonesia) dari hari ke hari.” Aah, itu alasannya toh…..

Peristiwa itu sudah berlalu satu dekade lalu. Saya kira, zaman sekarang orang bisa lebih nyaman bertransaksi valas, terutama saat mengirim uang dari dan maupun ke luar negeri. Ini era jumlah smartphone di Indonesia bahkan lebih banyak dari jumlah penduduknya. Satu orang bisa memiliki dua hingga tiga smartphone. Aplikasi apa saja – tak terkecuali mobile dan internet banking - tinggal diunduh sekejap mata. Begitu pula dengan info update terbaru nilai kurs valas. Ternyata?

Masih saja ada rekan dan teman yang sedang bekerja atau kuliah di luar negeri mengalami kerumitan mengirimkan uang ke Indonesia. Mereka harus ke bank lokal dulu di sana untuk mengurus segala detilnya jika ingin mentranfer uang ke kampung halaman. Repot sih istilah lebih tepatnya karena terbatasnya waktu mereka.  

Selisih kurs juga jelas terasa dampaknya. Jika mengirimkan uang ke Indonesia saat nilai rupiah melemah, otomatis nominal rupiah yang diperoleh pihak penerima di Indonesia juga akan berkurang. Kalau rupiah sedang menguat, ya jelas penerimanya mendadak bahagia karena kebanjiran uang hehehehehe….

Mas Iskandar 'Isjet' Zukarnaen, moderator Nangkring E-Rate BCA kompak dengan MC , Mbak Citra (Ilustrasi 3 : Khairunisa Maslichul)

 

Lain lagi cerita orang di Indonesia saat bertransaksi valas dengan pihak luar negeri, khususnya para pebisnis. Seorang kenalan yang bisnis kateringnya teratur memakai bahan impor mengaku harus bolak-balik ke bank saat akan membayar barang pesanannya dari luar negeri. Awalnya saya belum paham, kenapa tidak cukup sekali datang ke bank saja untuk transaksi valas?  

“Untuk tahu kurs Counter Rate TT (Telegraphic Transfer) sebelum transaksi valas,” jawabnya. Bagi pengusaha, selisih nilai Rupiah dengan mata uang asing yang digunakan rekanan bisnis globalnya sangat signifikan pengaruhnya terhadap keuntungan bisnisnya.   Semakin besar selisihnya, semakin besar pula nominal pembayaran barang impor. Begitu pula sebaliknya. Pantas saja, daya beli masyarakat Indonesia menurun ketika nilai US Dollar meningkat #CintaiProdukDalamNegeri

Ilustrasinya, pengimpor harus membayar sesuai dengan kurs nilai mata uang sang pengekspor. Jadi, jika seorang pengusaha elektronik di Indonesia membeli barang dari perusahaan di Jepang, dia harus membayar sebesar nilai kurs Yen Jepang yang setara dengan nilai Rupiah yang berlaku pada hari dia melakukan transaksi valas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun