Mohon tunggu...
Nisa Rahmadani
Nisa Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Indonesia

Mahasiswa S-1 Reguler Kesehatan Masyarakat Peminatan Biostatistika Angkatan 2022 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Antara Uap dan Asap: Siapa yang Lebih Berbahaya, Vape atau Rokok?

18 Desember 2024   17:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   18:42 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Credit: ducu59us/Shutterstock.com

Siapa yang tidak tahu bahaya rokok? Rokok konvensional sudah lama dikenal sebagai penyebab utama penyakit mematikan seperti kanker paru-paru, stroke, dan penyakit jantung. Namun, belakangan ini, muncul rokok elektrik atau vape yang digadang-gadang sebagai alternatif "lebih aman." Benarkah vape benar-benar aman? Atau hanya sekadar mitos? Mari kita bandingkan keduanya berdasarkan fakta ilmiah!

Bahaya Rokok Konvensional

Rokok konvensional mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, dan setidaknya 70 di antaranya memicu kanker. Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa merokok menyebabkan 8 juta kematian per tahun, termasuk 1,2 juta di antaranya akibat asap rokok pasif.  

Dampak Kesehatan

1. Kanker Paru - Paru

Rokok bertanggung jawab atas 85% kasus kanker paru-paru di dunia. 

2. Stroke dan Penyakit jantung

Zat beracun dalam rokok meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung hingga 2-4 kali lipat dibandingkan non-perokok.

3. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Sekitar 90% kasus PPOK berkaitan langsung dengan kebiasaan merokok

Asap Rokok juga berdampak buruk pada lingkungan sekitar. Anak-anak yang terpapar lebih rentan mengalami ISPA, asma, hingga gangguan fungsi paru - paru.

Bagaimana dengan Vape?

Vape sering dipasarkan sebagai pilihan "lebih sehat" karena tidak menghasilkan asap, melainkan uap. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa vape tidak sepenuhnya bebas risiko. Cairan vape mengandung nikotin, bahan kimia perasa, dan zat berbahaya lainnya.  

Dampak Kesehatan

1. E-cigarette or vaping use-associated lung injury (EVALI) 

Penggunaan vape dikaitkan dengan penyakit serius seperti EVALI yang memicu kerusakan paru-paru akut.  

2. Risiko Jangka Panjang Tidak Diketahui  

Karena teknologi vape masih baru, efek jangka panjangnya belum sepenuhnya dipahami.

3. Ketergantungan Remaja 

Vape sering menarik perhatian remaja karena desain dan rasa yang bervariasi. Sayangnya, ini justru meningkatkan risiko kecanduan nikotin di usia muda.  

Rokok vs Vape: Mana Lebih Berbahaya?

1. Kandungan Nikotin  

Baik rokok maupun vape mengandung nikotin dalam jumlah signifikan, yang bisa menyebabkan kecanduan. Bahkan, nikotin dari vape bisa lebih cepat diserap tubuh.  

2. Bahan Kimia Berbahaya 

Rokok memang menghasilkan lebih banyak bahan kimia beracun. Namun, uap vape juga mengandung zat berbahaya seperti formaldehida dan akrolein, yang dapat merusak paru-paru.  

3. Dampak Jangka Pendek dan Panjang  

  • Rokok jelas memiliki dampak jangka panjang, seperti kanker dan penyakit jantung.  

  • Vape memiliki resiko akut seperti EVALI, tetapi efek jangka panjangnya masih perlu diteliti lebih dalam.

Siapa yang paling Terdampak?

1. Perokok Aktif dan Pasif  

Lebih dari 1,2 juta orang meninggal setiap tahun akibat asap rokok pasif.  

2. Remaja dan Anak Muda  

Di Indonesia, prevalensi perokok usia 10–18 tahun mencapai 9,1% (Riskesdas 2018), angka yang terus meningkat. Vape juga populer di kalangan remaja, terutama karena stigma "lebih aman."  

3. Pengguna Vape  

Kasus EVALI pada tahun 2020 mencatat 2.800 kasus dengan 68 kematian di Amerika Serikat.  

Apa yang bisa kita lakukan?

Permasalahan ini memerlukan peran aktif dari berbagai pihak:  

1. Pemerintah  

  • Perketat regulasi terkait pemasaran rokok dan vape, khususnya pada remaja.  
  • Naikkan cukai produk tembakau dan vape untuk membatasi daya beli anak muda.  

2. Pendidikan dan Kampanye  

  • Tingkatkan edukasi tentang bahaya rokok dan vape melalui sekolah, kampus, dan media sosial.
  • Adakan seminar atau diskusi untuk memberikan pemahaman yang lebih luas.  

3. Masyarakat dan Individu  

  • Mulai dari diri sendiri dengan menghindari rokok dan vape.
  • Dukung teman atau keluarga untuk berhenti merokok.

Kesimpulan  

Baik rokok konvensional maupun vape sama-sama berbahaya. Rokok memiliki risiko jangka panjang yang sudah jelas, sementara vape membawa ancaman baru yang belum sepenuhnya diketahui. Jangan tertipu dengan klaim "lebih aman" dari vape.  Untuk menciptakan generasi yang lebih sehat, kita harus bekerja sama: pemerintah, pendidikan, dan masyarakat. Mari mulai perubahan dari diri kita sendiri dan bersama-sama menciptakan masa depan bebas asap dan uap berbahaya!  

Referensi:

  • World Health Organization (WHO). (2023). Tobacco and its Environmental Impact.  

  • National Institute on Drug Abuse. (2023). Vaping: What You Need to Know.  

  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2024). EVALI: Outbreak and Prevention. 

    Artikel dibuat oleh: Gema Sadewa Ahimsa Pramudya, Muhamad Rafly Syahputra, Nisa Rahmadani, Rakha Ananta Saputra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun