1. E-cigarette or vaping use-associated lung injury (EVALI)Â
Penggunaan vape dikaitkan dengan penyakit serius seperti EVALI yang memicu kerusakan paru-paru akut. Â
2. Risiko Jangka Panjang Tidak Diketahui Â
Karena teknologi vape masih baru, efek jangka panjangnya belum sepenuhnya dipahami.
3. Ketergantungan RemajaÂ
Vape sering menarik perhatian remaja karena desain dan rasa yang bervariasi. Sayangnya, ini justru meningkatkan risiko kecanduan nikotin di usia muda. Â
Rokok vs Vape: Mana Lebih Berbahaya?
1. Kandungan Nikotin Â
Baik rokok maupun vape mengandung nikotin dalam jumlah signifikan, yang bisa menyebabkan kecanduan. Bahkan, nikotin dari vape bisa lebih cepat diserap tubuh. Â
2. Bahan Kimia BerbahayaÂ
Rokok memang menghasilkan lebih banyak bahan kimia beracun. Namun, uap vape juga mengandung zat berbahaya seperti formaldehida dan akrolein, yang dapat merusak paru-paru. Â
3. Dampak Jangka Pendek dan Panjang Â
Rokok jelas memiliki dampak jangka panjang, seperti kanker dan penyakit jantung. Â
Vape memiliki resiko akut seperti EVALI, tetapi efek jangka panjangnya masih perlu diteliti lebih dalam.
Siapa yang paling Terdampak?
1. Perokok Aktif dan Pasif Â
Lebih dari 1,2 juta orang meninggal setiap tahun akibat asap rokok pasif. Â
2. Remaja dan Anak Muda Â
Di Indonesia, prevalensi perokok usia 10–18 tahun mencapai 9,1% (Riskesdas 2018), angka yang terus meningkat. Vape juga populer di kalangan remaja, terutama karena stigma "lebih aman." Â
3. Pengguna Vape Â
Kasus EVALI pada tahun 2020 mencatat 2.800 kasus dengan 68 kematian di Amerika Serikat. Â