"Malu-maluin, Ven."
"Lu punya malu, Ndre? Gaya rambut lu, aja, udah kayak sapu ijuk!" Gue tertawa puas.
"Hahaha, gue setuju!" Aldo ikut tertawa.
"Wah, sama somplak, lo berdua!" Dee menepuk jidat.
"Sialan, rambut ala K-Pop, lo pada bilang sapu ijuk? Urat saraf, lo berdua, tuh, yang udah kayak cacing kepanasan! Udah ga rapi lagi!"
"Tinggal setrika, aja, ntar lurus lagi!" jawab gue seraya membuang plastik cilok ke gelas yang air putihnya sudah masuk ke perut gue.
"Atau dicatok! Kata cewek-cewek, catokkan bener-bener bagus untuk meluruskan rambut. Apalagi, kalo dipake untuk meluruskan saraf?! Pasti hasilnya lebih rapi dari rambut," sahut Aldo.
"Hahaha, pinter juga, lu!" tawa gue semakin menjadi-jadi.
"Wah, tingkat somplak mereka udah overdosis!" Dee menutup wajahnya dengan tas imut-imut lebay.
"Jangan ajak mereka lagi, deh! Ampun, gue!" Andre mengacak-acak rambut.
"Ga masalah ama, gue. Gue seneng, kalo kalian ga ngajakin gue, lagi!"