Mohon tunggu...
Nisa Awwalia Nurul Ilmi
Nisa Awwalia Nurul Ilmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Politik

ASEAN dan Prinsip ASEAN Way: Tantangan Baru sebagai Jalur Diplomasi Ketegangan Laut China Selatan Masa Kini

9 Mei 2023   00:42 Diperbarui: 9 Mei 2023   00:50 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerja sama ini tentunya memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kawasan Laut China Selatan. Keuntungan jangka panjang yang luar biasa didapatkan Australia dalam pengembangan teknologi militernya. AUKUS juga menjadi titik balas Australia terhadap Tiongkok yang beberapa tempo waktu lalu menjatuhkan sanksi perdagangan bagi Australia. Namun, AUKUS juga menimbulkan peningkatan kekhawatiran kawasan perdamaian sekitar dan sikap Tiongkok yang mungkin menjadi lebih agresif. Seperti yang telah terjadi sebelumnya, Tiongkok biasa mengancam suatu negara dengan sanksi ekonomi yang merugikan pihak negara terdampak. Situasi yang semakin mencekam dengan munculnya AUKUS dapat menumpuk amarah Tiongkok yang berakibat buruk pada aspek perekonomian negara sekitar bahkan dunia

Diresmikannya AUKUS juga mengundang beragam respons dunia internasional. Berbagai perspektif pro dan kontra hadir mengiringi ketegangan yang terjadi. Konflik Laut China Selatan kini diperkirakan telah meningkat pada status security dilemma dua kekuatan besar dunia, yaitu Amerika Serikat dan Tiongkok. Tiongkok memperingatkan bahwa AUKUS hanya akan menimbulkan stabilitas keamanan dan perdamaian regional kawasan Indo-Pasifik yang semakin memburuk. Negara anggota ASEAN memberikan respons yang berbeda-beda. Malaysia dan Indonesia memberikan respons gamang terhadap kebijakan AUKUS. Keberadaannya dapat membahayakan kawasan non-intervensi ASEAN. Di sisi lain, Vietnam, Filipina, dan Singapur lebih menunjukkan dukungan tindakan Amerika Serikat atas pakta AUKUS. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kolektivitas negara anggota ASEAN berkenaan dengan prinsipnya dalam mensukseskan perdamaian kawasan wilayah.

Harapan Masa Depan

Sebagai organisasi regional, ASEAN telah sejak lama menjalin kerja sama dengan organisasi-organisasi internasional lainnya. ASEAN diharapkan mampu memberikan tempat bagi Amerika Serikat beserta sekutunya untuk lebih mengkoordinasikan proyek lanjutan AUKUS. Berdasar sikap kooperatif, ASEAN dapat mengajak Amerika Serikat beserta sekutu AUKUS untuk ikut bergabung dalam ASEAN Regional Forum (ARF). Hal ini bertujuan untuk mengedepankan hubungan komunikasi yang baik antara ASEAN dengan pemilik rencana proyek AUKUS. Sebelumnya, Tiongkok lebih dahulu bergabung dalam ARF kaitannya dengan resolusi konflik Laut China Selatan pada 1977. Dengan bertemunya Amerika Serikat dan Tiongkok, diharapkan juga mampu mengurangi tensi ketegangan antara dua kekuatan besar tersebut. Di samping itu, ASEAN perlu menekankan kembali pengembangan konsep ASEAN Way yang lebih komprehensif, berani, dan solutif dalam mengatasi kemungkinan konflik di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun