Kerja sama ini tentunya memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kawasan Laut China Selatan. Keuntungan jangka panjang yang luar biasa didapatkan Australia dalam pengembangan teknologi militernya. AUKUS juga menjadi titik balas Australia terhadap Tiongkok yang beberapa tempo waktu lalu menjatuhkan sanksi perdagangan bagi Australia. Namun, AUKUS juga menimbulkan peningkatan kekhawatiran kawasan perdamaian sekitar dan sikap Tiongkok yang mungkin menjadi lebih agresif. Seperti yang telah terjadi sebelumnya, Tiongkok biasa mengancam suatu negara dengan sanksi ekonomi yang merugikan pihak negara terdampak. Situasi yang semakin mencekam dengan munculnya AUKUS dapat menumpuk amarah Tiongkok yang berakibat buruk pada aspek perekonomian negara sekitar bahkan dunia
Diresmikannya AUKUS juga mengundang beragam respons dunia internasional. Berbagai perspektif pro dan kontra hadir mengiringi ketegangan yang terjadi. Konflik Laut China Selatan kini diperkirakan telah meningkat pada status security dilemma dua kekuatan besar dunia, yaitu Amerika Serikat dan Tiongkok. Tiongkok memperingatkan bahwa AUKUS hanya akan menimbulkan stabilitas keamanan dan perdamaian regional kawasan Indo-Pasifik yang semakin memburuk. Negara anggota ASEAN memberikan respons yang berbeda-beda. Malaysia dan Indonesia memberikan respons gamang terhadap kebijakan AUKUS. Keberadaannya dapat membahayakan kawasan non-intervensi ASEAN. Di sisi lain, Vietnam, Filipina, dan Singapur lebih menunjukkan dukungan tindakan Amerika Serikat atas pakta AUKUS. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kolektivitas negara anggota ASEAN berkenaan dengan prinsipnya dalam mensukseskan perdamaian kawasan wilayah.
Harapan Masa Depan
Sebagai organisasi regional, ASEAN telah sejak lama menjalin kerja sama dengan organisasi-organisasi internasional lainnya. ASEAN diharapkan mampu memberikan tempat bagi Amerika Serikat beserta sekutunya untuk lebih mengkoordinasikan proyek lanjutan AUKUS. Berdasar sikap kooperatif, ASEAN dapat mengajak Amerika Serikat beserta sekutu AUKUS untuk ikut bergabung dalam ASEAN Regional Forum (ARF). Hal ini bertujuan untuk mengedepankan hubungan komunikasi yang baik antara ASEAN dengan pemilik rencana proyek AUKUS. Sebelumnya, Tiongkok lebih dahulu bergabung dalam ARF kaitannya dengan resolusi konflik Laut China Selatan pada 1977. Dengan bertemunya Amerika Serikat dan Tiongkok, diharapkan juga mampu mengurangi tensi ketegangan antara dua kekuatan besar tersebut. Di samping itu, ASEAN perlu menekankan kembali pengembangan konsep ASEAN Way yang lebih komprehensif, berani, dan solutif dalam mengatasi kemungkinan konflik di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H