Â
PENDA-HULUAN
Â
Belajar merupakan aktifitas yang sangat penting bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena proses belajar. Tidak seorangpun yang dilahirkan kedunia memiliki potensi ilmu pengetahuan yang tinggi, oleh karena itu setiap orang selalu dan senantiasa kapan dan di manapun ia berada harus belajar. Â
       Dalam pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Hal itu dapat diketahui dari hasil belajar matematika yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes ulangan harian, siswa sering kali mendapatkan nilai 60, 50 bahkan sampai mendapatkan nilai 30, sebagian kecil siswa mendapatkan nilai 70 - 100. Oleh karena itu dalam proses belajar matematika diperlukan metode mengajar yang bervariasi, artinya dalam proses pembelajaran matematika metode mengajar tidak harus selalu sama untuk setiap pokok bahasan, sebab bisa saja terjadi setiap pokok bahasan cocok dengan metode tertentu, sudah seyogyanya seorang pengajar dapat memilih metode mengajar tertentu agar dalam proses belajar matematika  siswa lebih aktif dan hasil belajar lebih baik dan lebih meningkat.     Â
        Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah dengan perubahan kurikulum, dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Pemberlakuan kurikulum 2013 dengan strategi pendekatan pembelajaran Saintifik dalam pelaksanaan pembelajarannya. Sejalan diawalinya kurikulum penerapan kurikulum 2013, istilah pendekatan saintifik atau scantific approach atau pendekatan ilmiah menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian bagi para pendidik, penerapan pendekatan ini menjadi tantangan bagi guru terhadap perkembangan aktifitas siswa yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,menjelaskan dan menyimpulkan.
        Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dengan keberhasilan siswa mengikuti aktivitas pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas dan prestasi belajar matematika. Semakin banyak aktivitas dan prestasi belajar matematika baik, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran matematika. Aktivitas di dalam kelas tidak hanya dari siswa tetapi juga memerlukan aktivitas guru. Guru juga diharapkan mampu membangkitkan aktivitas belajar siswa serta mampu membuat siswa lebih memahami materi yang disampaikan. Kurang aktifnya guru dalam mendekati siswa serta membimbing siswa pada saat pelajaran berlangsung juga berpengaruh terhadap aktivitas siswa.
          Penggunaan model pembelajaran yang monoton masih dipakai guru (pendidik) sampai sekarang ini. Penggunaan model pembelajaran yang monoton membuat siswa jenuh dan akan berdampak pada aktivitas siswa dan prestasi belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang bervariasi yang dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang pasif menjadi aktif dan membuat siswa tertarik bahkan tertantang untuk mempelajari materi.Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan dikelas yaitu model pembelajaran kelompok (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa untuk bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial .
Eksplorasi Aktifitas Belajar  Matematika Siswa
       Dalam kaitannya dengan pembelajaran menurut Sebastian Fedi (http 2013: 1) eksplorasi adalah tahapan pembelajaran dimana siswa diminta aktif menelaah dan mencaritemukan informasi, suatu pengetahuan konsep ilmu baru, tehnik baru, metode dan rumus baru, atau menyelidiki pola hubungan antar konsep ilmu, sambil berusaha memahaminya. Inti kegiatan eksplorasi adalah pelibatan siswa dalam menelaah sesuatu hal baru, entah berhubungan dengan materi pelajaran sebelumnya maupun yang benar-benar baru bagi siswa. Dalam kegiatan eksplorasi selain mempelajari hal-hal yang belum diketahui, juga memberi kesempatan agar siswa mampu menempa kemampuan (ability) pribadinya, dan merupakan inner eksploration. Sebab, dengan demikian siswa akan tahu, apa saja kelemahan dirinya dalam kegiatan belajar.
       Pembelajaran aktif memungkinkan siswa untuk aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan (Wahidin, 2014). q Menurut Hornby, active is in the habit of doing thing, energetic. Pembelajaran aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung sebagai proses konstruktivistik. Di sini, siswa tentunya memiliki komitmen, tanggung jawab, dan motivasi (Wahidin, 2014).