Mohon tunggu...
Nirmala Ayu Diana
Nirmala Ayu Diana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University

Ribuan mil perjalanan dimulai dari satu langkah pertama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jenderal "Gila" yang Cinta Damai

21 November 2021   15:08 Diperbarui: 21 November 2021   15:28 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segera setelah serangan berhenti, Gatot bersama anak buahnya yang lain langsung menuju bukit tempat Soeharto serta pasukannya berada.

"Cari setiap jenazah dari pasukan kita!" titah Gatot. "Laporkan jika ada prajurit yang berhasil selamat dan periksa juga keadaan di sekitar apakah akan terjadi serangan secara beruntun lagi atau tidak!"

Gatot menangis membayangkan jenazah Soeharto ada di antara para korban.

Setibanya di puncak bukit, Gatot dibuat terkejut untuk kedua kalinya. Pasalnya, tidak ada satu pun mayat dari anak buahnya yang berserakan. Ia lebih terkejut lagi melihat Soeharto dan pasukannya berjalan tanpa terluka sedikit pun dari sisi lain bukit tersebut.

Setelah melihat Soeharto keluar dari persembunyian dengan selamat, Gatot langsung memeluk salah satu anak buah kesayangannya itu. Ia merasa terharu sembari berkata, "Kamu masih hidup."

Kejadian mengharukan tersebut hanya berlangsung selama beberapa detik. Setelah melepaskan pelukannya, ekspresi wajah Gatot tampak menyiratkan kebingungan. Seakan-akan ia ingin segera mencerca Soeharto dengan berbagai macam pertanyaan. Namun, hanya satu pertanyaan yang mampu keluar dari mulutnya. "Bagaimana kamu bisa selamat dari serangan tanpa terluka sedikit pun?"

"Menjelang malam setelah mendapat perintah, saya berpikir bahwa bukit tersebut pasti akan mendapat serangan dari Belanda mengingat posisinya yang sangat strategis," jawab Soeharto. "Sehingga bertahan di bukit itu hanya akan membahayakan nyawa saya beserta seluruh pasukan. Lalu saya memutuskan untuk mengajak mereka bersembunyi di sisi lain bukit, Pak."

Jawaban yang diberikan oleh Soeharto atas pertanyaan yang diajukannya membuat Gatot gembira bukan kepalang. Ia pura-pura marah padahal hatinya bergejolak senang.

"Hei, Monyet! Berarti kau melawan perintah. Saya perintahkan kamu tetap di sini, tapi ternyata kau tinggalkan," ucap Gatot.

Gatot bersyukur mengetahui bahwa Soeharto dan seluruh pasukannya selamat, meski ia marah karena perintahnya diabaikan. Setelah itu, pertempuran melawan Belanda di Ambarawa pun kembali berlangsung. Gatot tidak sabar mengejutkan para pasukan Belanda dengan serangan balik yang tidak diduga-duga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun