Ia juga berceloteh mengenal Ibu Farha Ciciek dan pernah berjumpa beberapa kali, lalu ia juga bercerita tentang kegiatan yang dilakukan. Bu Yanti memiliki rasa kepedulian yang tinggi, ia terpanggil untuk memberikan pengajian dan motivasi kepada karyawan yang didominasi oleh ibu-ibu agar anak-anak mereka disekolahkan ke jenjang lebih tinggi. Jika kesulitan biaya, Ibu Yanti bersedia untuk membantu atau pada suatu kesempatan jika ditemukan anak yang semangat bersekolah namun tidak memiliki biaya maka dia tidak segan untuk memberikan bantuan.Â
Menurut Bu Yanti dia juga merasa prihatin dengan banyaknya anak perempuan usia dini di area sekitar tempat tinggalnya yang dinikahkan oleh orang tua. Meskipun ia adalah warga pendatang namun dia berusaha melakukan pendekatan untuk mencegah meningkatnya angka pernikahan dini. Kepada karyawan yang bekerja dia merasa memperlakukannya seperti saudara, Bu Yanti juga berjuang keras untuk mentransfer nilai-nilai kejujuran kepada karyawannya sehingga dengan pola kepemimpinan seperti ini banyak karyawan yang tetap betah bekerja di gudang pengepul miliknya.
Begitulah pelajaran dan wawasan yang saya dapatkan bersama Ibu Juhairiyah, tentang hal-hal yang sebelumnya sempat saya sepelekan namun menjadi sesuatu berkah bagi sekelompok orang. Semua usaha yang ditekuni sungguh-sungguh tidak pernah mengkhianati hasil, dan meskipun berada dari jauh dari pusat kota Bu Yanti berhasil membuktikan bahwa usaha keras tidak dibatasi oleh lokasi dan waktu. Sangat inspiratif!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H