Mohon tunggu...
Nira Nawastiti
Nira Nawastiti Mohon Tunggu... Guru - Guru/SMP Hasbunallah

Hobi saya belajar hal baru untuk menambah kompetensi saya di dalam dunia pendidikan. Saya berprofesi sebagai guru. Guru bagi saya adalah salah satu perkejaan yang mempunyai hubungan dengan salah satu alaman yang akan terhitung di akhiran yaitu ilmu yang bermanfaat yang mana tugas guru adalah mengajar, memberikan ilmu bermanfaat yang diharapkan ilmu tersebut akan keberlanjutan diterapkan dan dimanfaatkan peserta didik sehingga menjadi salah satu cabang pahala yang diridoi. Konten yang insyaalloh akan diupdate adalah berkaitan dengan pendidikan dan matematika.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membudayakan Membaca melalui Program POLI SAKU DUKU "Pojok LIterasi Satu Buku jadi Dua Puluh Buku"

15 Juli 2023   18:49 Diperbarui: 15 Juli 2023   18:52 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Dokumentasi Observasi Pojok Literasi

  MEMBUDAYAKAN MEMBACA MELALUI POLI SAKU DUKU

(POJOK LITERASI SATU BUKU JADI DUA PULUH BUKU)

PERISTIWA (FACTS)

Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa "Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan gerakan literasi. Gerakan Literasi Nasional sebagai bagian dari implementasi dari peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti untuk membangun budaya literasi pada seluruh lembaga pendidikan sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2016 menggerakkan Gerakan Literasi Nasional sebagai upaya untuk mengembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia. Salah satu gerakan literasi yaitu membuat pojok literasi kelas di sekolah.

Tujuan literasi antara lain mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman individu sehingga terbentuk individu pembelajar sepanjang hayat. Juga mengembangkan berpikir kritis dan mengolah dan mengelola kemampuan berkomunikasi secara kreatif melalui kegiatan menganggapi buku bacaan dan buku pelajaran. Baik secara verbal, tulisan, visual, maupun digital. Hal tersebut dapat terealisasi, salah satunya dengan membudayakan baca melalui pojok literasi kelas di sekolah.

Pojok literasi kelas di SMP Hasbunallah selepas masa pandemi COVID-19 tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Observasi dilakukan pada tiap kelas, bahwa rak buku pada pojok literasi dialihfungsikan menjadi tempat mukena, helm, rehel al-qur'an. Buku-buku pada rak pojok literasipun berdebu menandakan buku tersebut tidak dibaca dan hanya dijadikan pajangan. Hal tersebut menggerakkan CGP untuk membuka sesi dialog dengan Kepala Sekolah dan Wakasek Sarana Prasarana terkait modal fisik rak buku pojok literasi tiap kelas dialihfungsikan dan CGP berinsiatif menghidupkan kembali pojok literasi terebut dengan membudayakan membaca siswa/I SMP Hasbunallah melalui program POLI SAKU DUKU (POjok LIterasi SAtu buKU jadi DUa puluh buKU) dengan tujuan program diantaranya meningkatkan kesadaran murid pentingnya keterampilan literasi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, menumbuhkan sikap mandiri dan aktif murid sehingga ia mampu menjadi pemimpin pembelajaran, sebagai budaya positif di sekolah dan untuk poin/komponen profil pelajar pancasila yang dikembangkan yaitu elemen mandiri dengan indikator mengenali kualitas dan minat diri dalam membaca serta tantangan yang dihadapi; elemen bergotong royong sub elemen kolaborasi murid dengan indikator kerjasama, berkomunikasi, koordinasi sosial guna merenovasi poli; elemen kreatif dengan indiktor memodifikasi poli dan menghasilkan kebermaknaan dan kebermanfaatan poli; elemen bernalar kritis dengan indikator memperoleh dan memproses informasi dari membaca buku yang diminati kemudian menuliskan intisari dari buku yang telah dibacanya.

Gambar 2. Dokumentasi Observasi Pojok Literasi
Gambar 2. Dokumentasi Observasi Pojok Literasi

 Kepala Sekolah dan Wakasek SAPRAS antusias dan mendukung program ini. Sekolah mengadakan rak buku tambahan tiap kelas dan memberikan dana tiap kelas Rp. 250.000,-. Seiring berjalannya waktu, subjek batal seluruh kelas atau seluruh siswa/i SMP Hasbunallah karena banyak agenda sekolah yang memang perlu didahulukan dari POLI SAKU DUKU diantaranya ujian sekolah, pengumuman kelulusan, khataman al-qur'an, penilaian akhir semester dan pelepasan dan pengukuhn kelas IX sehingga modal fisik berupa rak buku yang sudah disiapkan sekolah belum terpasang sehingga program POLI SAKU DUKU mengalami keterlambatan eksekusi. CGP berinsiatif meminta ijin kepada Kepala Sekolah untuk tetap menjalankan program POLI SAKU DUKU walau hanya dengan satu kelas sebagai subjek. Kelas yang dipilih CGP adalah kelas VIIC. Kelas VIIC terdiri dari 11 siswa dan 9 siswi dengan total 20 orang. Sesi dialog dengan koordinator perpustakaanpun dilakukan untuk berkoordinasi untuk pemberitahuan program dan membantu mempermudah siswa/i dalam pelayanan meminjam buku yang diminati dan siap sedia jikalau siswa/i membaca buku di perpustakaan.

Gambar 3. Dialog dengan Kepsek, Wakasek SAPRAS dan Koordinator Perpustakaan
Gambar 3. Dialog dengan Kepsek, Wakasek SAPRAS dan Koordinator Perpustakaan

Sesi dialog dengan murid mengenai kepemilikan buku yang diminati, pernah atau tidaknya membaca buku yang diminati, selesai atau tidaknya membaca buku yang diminati, memahami instisari atau tidaknya pada buku yang dibaca, hal apa saja yang menarik minat tentang literasi selama ini. Murid berkesempatan menyampaikan tanggapan terkait pertanyaan yang diberikan CGP untuk menguatkan ide di tahap awal ini. Perwakilan anak berkesempatan memberikan pertanyaan ataupun pendapatnya. Dalam sesi dialog ini meningkatkan kesadaran murid pentingnya literasi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.Wawancara dengan tanya jawab kepada siswa didapatkan informasi buku yang diminati, tidak membaca buku kecuali untuk keperluan ulangan, terakhir buku yang dibaca ada yang di tahun 2022,2021,2019, lebih suka main game daripada baca, buku di rak pojok literasi kelas hanya untuk pengadaan untuk memenuhi kriteria lomba kelas dan data yang didapat mengenai buku bacaan yang diminati berserta memahami isi buku tersebut yaitu 8 dari 20 murid membaca buku yang diminati.

Gambar 4. Wawancara dengan murid
Gambar 4. Wawancara dengan murid

Gambar 5. Data Minat Baca Buku
Gambar 5. Data Minat Baca Buku

Sesi dialog dengan murid mengenai program POLI SAKU DUKU dengan tanya jawab mengenai sudah nyaman atau tidaknya pojok literasi di kelas, harapan murid mengenai program POLI SAKU DUKU di kelasnya dapat menumbuhkan sikap aktif murid sehingga ia mampu menjadi pemimpin pembelajaran. Sesi dialog terjadi dua arah dengan murid menyampaikan pendapatnya mengenai pojok literasi yang kurang nyaman dan perlu ada modifikasi, harapan terhadap program POLI SAKU DUKU ditulis pada post it kemudian berdiskusi bersama untuk menentukan harpan kelas. Dalam sesi dialog, Aleeya Nur Faiza dan Rania Putri Wulansari mengajukan diri menjadi tim program POLI SAKU DUKU. Tim program melakukan sesi dialog dengan teman sekelas untuk memperjelas program POLI SAKU DUKU di kelas, mengkoordinir buku (satu siswa satu buku), buku agenda poli adalah buku laporan siswa berisikan judul buku yang dibaca, intisari dan berapa lama buku tersebut selesai baca dan setiap lembar buku agenda poli untuk satu murid sehingga murid lain nantinya, renovasi pojok literasi kelas . Hal ini dapat menumbuhkan kolaborasi dan kreatif siswa.

Gambar 5. Kerangka Konseptual
Gambar 5. Kerangka Konseptual

Adapun Capaian, Langkah-langkah dan hasil yang diharapkan untuk tiap tujuan pada program POLI SAKU, sebagai berikut :

Membuka dialog dengan Kepala Sekolah (19 mei 2023) mengenai program POLI SAKU DUKU untuk membudayakan baca sebagai budaya positif di sekolah.

Membuka sesi dialog dengan Wakasek Sarana Prasarana (19 Mei 2023) mengenai program POLI SAKU DUKU untuk membudayakan baca sebagai budaya positif di sekolah.

Membuka sesi dialog dengan Koordinator Perpustakaan (22 mei 2023) mengenai program POLI SAKU DUKU untuk membudayakan baca sebagai budaya positif di sekolah.

Sesi dialog dengan murid mengenai kepemilikan buku yang diminati, pernah atau tidaknya membaca buku yang diminati, selesai atau tidaknya membaca buku yang diminati, memahami instisari atau tidaknya pada buku yang dibaca, hal apa saja yang menarik minat tentang literasi selama ini. Murid berkesempatan menyampaikan tanggapan terkait pertanyaan yang diberikan CGP untuk menguatkan ide di tahap awal ini. Perwakilan anak berkesempatan memberikan pertanyaan ataupun pendapatnya. Dalam sesi dialogi ini meningkatkan kesadaran murid pentingnya literasi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. (22 mei 2023)

Sesi dialog dengan murid mengenai program POLI SAKU DUKU, pembentukan student agency dapat menumbuhkan sikap aktif murid sehingga ia mampu menjadi pemimpin pembelajaran. (23 mei 2023)

Tim program melakukan sesi dialog dengan teman sekelas untuk memperjelas program POLI SAKU DUKU di kelas, mengkoordinir buku (satu siswa satu buku), buku agenda poli, renovasi pojok literasi kelas . Hal ini dapat menumbuhkan kolaborasi dan kreatif siswa. (24-31 mei 2023)

Murid menuliskan buku yang sudah dibaca dan instisari buku diagenda poli dapat menumbuhkan sikap mandiri untuk menyelesaikan baca buku dalam waktu sesuai harapan poli kelas. (12 -20 juni 2023)

Murid dan guru melakukan refleksi program dan menyusun rencana tindak lanjut. (21 Juni 2023)

Struktur program dan mitra utama yang berkolaborasi pada program POLI SAKU, sebagai berikut:

Struktur Program :

Target Populasi : SMP Hasbunallah

Subjek : Kelas VII C

Jumlah murid : 20 orang

Mitra utama yang berkolaborasi dalam program :

Modal Manusia : Kepala Sekolah, Wakasek SAPRAS, Koordinator Perpustakaan , Murid

Modal Fisik : Ruang kelas VII C, Rak buku, Buku, Karpet

Modal Finansial : Dana dari Sekolah, Uang kas kelas

Modal Lingkungan/alam : Taman

Kapasitas Program POLI SAKU, sebagai berikut:

Modal Manusia : Kepala Sekolah mendukung program; Wakasek SAPRAS mendukung program dengan penambahan satu rak dan pembiayaan renovasi; Koordinator Perpustakaan pengadaan buku yang dimininati murid dan Murid menjadi Student agency program.

Modal Fisik : Pojok literasi di tempatkan di belakang pojok kelas VII C; satu rak buku berupa lemari yang sudah ada dan satu rak buku di tempel di dinding kelas yang akan diadakan sekolah; Buku kepemilikan sekolah ataupun murid; Karpet sebagai alas duduk atau bersantai siswa di tempatkan di pojok literasi.

Modal Finansial : Dana dari Sekolah sebesar Rp. 250.000,- dan uang kas untuk bantuan renovasi.

Modal Lingkungan/alam :Taman dapat dijadikan alternatif tempat untuk membaca murid.

Teknik Evaluasi yang digunakan dalam program POLI SAKU untuk mengukur ketercapaian sesuai tujuan program yaitu observasi, wawancara dan data. Berikut penjabarannya :

Observasi : Selama proses poli saku duku berjalan sampai jadinya poli saku duku di kelas. Observasi dilakukan untuk mencapai tujuan program diantaranya meningkatkan kesadaran murid pentingnya keterampilan literasi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, menumbuhkan sikap mandiri dan aktif murid sehingga ia mampu menjadi pemimpin pembelajaran, sebagai budaya positif di sekolah dan untuk poin/komponen profil pelajar pancasila yang dikembangkan yaitu elemen mandiri dengan indikator mengenali kualitas dan minat diri dalam membaca serta tantangan yang dihadapi; elemen bergotong royong sub elemen kolaborasi murid dengan indikator kerjasama, berkomunikasi, koordinasi sosial guna merenovasi poli; elemen kreatif dengan indiktor memodifikasi poli dan menghasilkan kebermaknaan dan kebermanfaatan poli

Wawancara : Tanya jawab mengenai sudah tidaknya selesai membaca buku yang diminati. Apakah sudah menulis di agenda poli? Jika sudah, semangat melanjutkan membaca dibuku selanjutnya. Jika belum, apa kendalanya? dibantu dengan coaching terhadap murid. Hal tersebut dilakukan untuk pemantauan dengan memastikan harapan kelas yang diyakini tercapai.

Data : Siswa/i yang sudah menulis laporan di agenda poli. Hal tersebut merupakan bukti fisik untuk mengetahui ketercapaian elemen bernalar kritis dengan indikator memperoleh dan memproses informasi dari membaca buku yang diminati kemudian menuliskan intisari dari buku yang telah dibacanya.

Dalam melaksanakan rencana program POLI SAKU DUKU menghadapi tantangan bahkan menemukan temuan - temuan. Pada pelaksanaannya CGP harus sigap menghadapi tantangan tersebut dan langsung menemukan solusinya. Berikut tantangan dan solusinya :

Tantangan

Subjek batal seluruh kelas di SMP Hasbunallah karena banyak agenda sekolah yang memang perlu didahulukan dari POLI SAKU DUKU, sehingga modal fisik berupa rak buku yang sudah disiapkan sekolah belum terpasang sehingga program POLI SAKU DUKU mengalami keterlambatan eksekusi.

Murid tidak mempunyai buku yang diminati karena lebih memilih main games daripada membaca buku.

Murid tidak mempunyai buku bacaan yang diminati dan tidak memungkinkan untuk membeli buku karena alasan finansial.

Murid tidak masuk karena sakit pada jatuh tempo pelaporan target harapan kelas dan tidak memungkinkan adanya pemaksaan baca buku jika murid belum selesai membacanya

Solusi

Meminta bantuan Kepala Sekolah untuk tetap mengijinkan POLI SAKU DUKU berjalan walaupun hanya 1 kelas dan pemasangan modal fisik berupa rak buku dapat dipasang oleh murid. Temuan : 1 Kelas tersebut menjadi contoh untuk kelas lain dan POLI SAKU DUKU akan berjalan di tahun pelajaran 2023-2024. Hal tersebut sudah disosialisasi oleh kepala sekolah melalui rapat.

Murid dibimbing menggunakan teknik coaching dan dirinya menemukan solusi untuk membaca buku digital yaitu watpadd atau komik digital. Temuan sumber baca bukan hanya buku lembaran tetapi buku digital.

Murid dibimbing menggunakan teknik coaching dan dirinya menemukan solusi untuk meminjam buku yang diminati di perpustakaan. Temuan : terdapat 1 siswa membawa buku untuk POLI lebih dari 1 (11 buku)

Murid hanya sekedar ditanya keadaan dirinya dan menanyakan apakah sudah selesai membaca. karena, jawabannya belum selesai membaca maka wawancara hanya sampai disitu saja. Temuan : murid melapor pada hari berikutnya dan mengirim judul beserta instisari melalui whatsapp.

Setelah dibuatkan rencana kerja program, CGP memulai eksekusi program, Kepala Sekolah, Wakasek SAPRAS, Koordinator Perpustakaan mendukung program dan Tujuan program tercapai, berikut penjelasannya :

Meningkatkan kesadaran murid pentingnya keterampilan literasi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dengan sesi dialog menghasilkan harapan kelas yang diyakini diantaranya baca buku 1 minggu 1 buku, budaya membaca untuk diri, memahami buku yang dibaca.

Gambar 6. Sesi dialog koordinator poli kelas 7C dengan murid kelas 7C
Gambar 6. Sesi dialog koordinator poli kelas 7C dengan murid kelas 7C

 

Gambar 7. Harapan kelas 7C
Gambar 7. Harapan kelas 7C

Menumbuhkan sikap mandiri dan aktif murid sehingga ia mampu menjadi pemimpin pembelajaran dengan pembentukan student agency. Koodinator Poli Kelas yaitu Aleeya dan Rania. Anggota Poli Kelas yaitu semua murid kelas VII C

Mandiri : Mengenali kualitas dan minat diri dalam membaca serta tantangan yang dihadapi.

Bergotong royong Kolaborasi murid untuk kerjasama, berkomunikasi, koordinasi sosial guna merenovasi poli.

Kreatif : Memodifikasi poli dan menghasilkan kebermaknaan dan kebermanfaatan poli.

Gambar 8. Hasil Observasi untuk elemen bergotong royong, kreatif dan mandiri.
Gambar 8. Hasil Observasi untuk elemen bergotong royong, kreatif dan mandiri.

Bernalar kritis : Memperoleh dan memproses informasi dari membaca buku yang diminati kemudian menuliskan intisari dari buku yang telah dibacanya.

Gambar 9. Hasil Observasi, Wawancara, Data dari elemen bernalar kritis
Gambar 9. Hasil Observasi, Wawancara, Data dari elemen bernalar kritis

Gambar 10. Hasil Observasi untuk elemen bergotong royong, kreatif dan mandiri.
Gambar 10. Hasil Observasi untuk elemen bergotong royong, kreatif dan mandiri.

Murid dan guru melakukan refleksi program dan menyusun rencana tindak lanjut. Refleksi yang menyuarakan perasaan dan pembelajaran murid yang dapat dimaknai pada program dan tindak lanjut yang disepakati murid untuk satu bulan kedepan masih sama dengan harapan kelas, hanya saja untuk murid yang membaca buku mempunyai lebih dari satu part/sesi/bagian/BAB, pelaporan intisari di buku agenda poli bisa per 1 bagian dan untuk murid yang membaca buku digital, dilengkapi dengan link.

Gambar 11. Dialog refleksi dan tindak lanjut program untuk kelas
Gambar 11. Dialog refleksi dan tindak lanjut program untuk kelas

Membudayakan membaca melalui POLI SAKU DUKU berhasil, Kepala Sekolah menjadikan POLI SAKU DUKU sebagai budaya positif di sekolah dan akan direalisasikan oleh seluruh kelas mulai tahun pelajaran 2023-2024.

Gambar 12. Rak buku tambahan untuk 8 kelas lain sudah siap
Gambar 12. Rak buku tambahan untuk 8 kelas lain sudah siap

Gambar 13. Modal Fisik dan Poli sesudah dimodifikasi
Gambar 13. Modal Fisik dan Poli sesudah dimodifikasi

Gambar 14.  Foto bersama Kepala Sekolah
Gambar 14.  Foto bersama Kepala Sekolah

PERASAAN (FEELING)

Awalnya saya merasa takut untuk menghidupkan kembali literasi yang tertidur di sekolah SMP Hasbunallah selepas masa pandemi. Banyak hal yang saya takuti diantaranya bisa diterima atau tidaknya program ini, pihak yang akan dilibatkan dalam berkolaborasi dengan baik atau tidakya, program ini akan kontinu dan semakin berkembang baik atau bahkan selesai hanya satu kali program pada saat saya menjalanin pendidikan guru penggerak angkatan VII ini. Semua itu hanya ketakutan saya, ketakutan saya bisa terkubur dan berubah menjadi rasa optimis. Perubahan itu karena ada pengajar praktik saya yaitu Ibu Nani Mayasari, S.Pd., M.Pd, Fasilitator yaitu Bapak Muh. Suyuti, Rekan CGP sekelompok Ibu Ahadinniyati, S.Pd, Ibu Rahma Riani, S.Pd dan Pak Fahrudinor,S.Pd. Mereka telah memberi mtoivasi, penguatan, saran untuk tetap optimis apapun keadaannya dan bahkan pengajar pratik saya membantu saya membenarkan benang kusut yang ada di benak saya terhadap program ini yang akan berhasil dan jika berhasil dapat menjadi amalan baik untuk pihak - pihak yang sudah dilibatkan.

Saya merasa senang, bersemangat dan optimis bahwasanya murid-murid saya dapat diajak untuk berdiskusi menyusun serta melaksanakan program ini dengan baik. Saya juga merasa bersyukur memiliki Kepala Sekolah dan Rekan Guru yang mendukung, mau berkolaborasi serta mendampingi supaya menjadi pemimpin pembelajaran baik mengenai suara, pilihan ataupun kepemilikan. Saya bahagia bisa bertukar pikiran bersama warga sekolah demi terwujudnya program saya ini.

Saya merasa bersyukur dan bahagia bisa berada diantara murid-murid yang mempunyai semangat tinggi dan bisa diajak menjadi mitra dalam perencanaan dan pelaksanaan program. Saya optimis, mereka dapat konsistem menjalankan program POLI SAKU DUKU ini karena mereka merasa memiliki program ini dan mereka mengetahui secara penuh manfaat dari program literasi ini.

PEMBELAJARAN (FINDING)

Pembelajaran yang saya peroleh yaitu : 1) Pentingnya bertukar pikiran bersama warga sekolah untuk mendapatkan ide-ide baru maupun penguatan program agar menjadi lebih baik; 2) Pelibatan murid sebagai mitra dalam penyusunan program, membuat mereka antusias karena dapat menyuarakan pendapatnya, menentukan pilihannya, dann merasa memiliki program yang berguna bagi mereka; 3)Murid terpenuhi kebutuhannya dan mereka dapat berkembang sesuai degan kodrat alam dan zamannya; 4) Ternyata, dengan pelibatan siswa secara penuh, dapat menumbuhkan kepercayaan dirinya dan jiwa kepemimpinan dalam dirinya.

Pembelajaran yang saya peroleh dalam melaksanakan aksi nyata tahapan Buat pertanyaan yaitu : 1) Murid antusias mengenai kegiatan literasi, karena sudah pernah merasakan manfaatnya; 2) Murid merasa dihargai karena dijadikan mitra dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program sehingga dapat menyuarakan pendapatnya, menentukan pilihan sesuai minat dan memiliki programnya; 3) Murid memiliki motivasi yang luar biasa mengapa ia tertarik dengan kegiatan literasi; 4) Pentingnya seorang guru untuk menjadi fasilitator dan mengapresiasi ide-ide murid agar setiap program selalu "berpihak pada murid"

PENERAPAN KEDEPAN (FUTURE)

Melalui diskusi bersama warga sekolah, diharapkan dapat menyusun program secara lebih matang, dengan memperhatikan kekuatan/aset yang ada, serta mencari strategi mengenai kekurangan yang ada agar program "POLI SAKU DUKU"ini dapat terlaksana dengan maksimal. Harapan saya, program ini dapat secara konsisten dijalankan dan Kepala Sekolah serta guru dapat memantau dan mengawasi program yang memang dijlankan oleh murid. Selanjutnya, murid dapat menyuarakan keinginannya, membuat pilihan-pilihan yang sesuai dengan minatnya serta rasa kepemilikan akan program sehingga mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk memimpin pembelajarannya sendiri.

Melalui program POLI SAKU DUKU untuk membudayakan baca, diharapkan mampu membentuk jiwa kepemimpinan murid serta dapat menumbuhkan keterampilan murid untuk mencapai tujuan akademik dan non akademiknya sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri. Program POLI SAKU DUKU dengan melibatkan murid dalam perancangan hingga pelaksanaan program, diharapkan dapat membentuk murid yang memiliki karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Khusus untuk kelas VII dalam penerapan kedepannya yaitu satu bulan kedepan masih sama dengan harapan kelas, hanya saja untuk murid yang membaca buku mempunyai lebih dari satu part/sesi/bagian/BAB, pelaporan intisari di buku agenda poli bisa per 1 bagian dan untuk murid yang membaca buku digital, dilengkapi dengan link.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun