Mohon tunggu...
Nira Nawastiti
Nira Nawastiti Mohon Tunggu... Guru - Guru/SMP Hasbunallah

Hobi saya belajar hal baru untuk menambah kompetensi saya di dalam dunia pendidikan. Saya berprofesi sebagai guru. Guru bagi saya adalah salah satu perkejaan yang mempunyai hubungan dengan salah satu alaman yang akan terhitung di akhiran yaitu ilmu yang bermanfaat yang mana tugas guru adalah mengajar, memberikan ilmu bermanfaat yang diharapkan ilmu tersebut akan keberlanjutan diterapkan dan dimanfaatkan peserta didik sehingga menjadi salah satu cabang pahala yang diridoi. Konten yang insyaalloh akan diupdate adalah berkaitan dengan pendidikan dan matematika.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membudayakan Membaca melalui Program POLI SAKU DUKU "Pojok LIterasi Satu Buku jadi Dua Puluh Buku"

15 Juli 2023   18:49 Diperbarui: 15 Juli 2023   18:52 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Dokumentasi Observasi Pojok Literasi

  MEMBUDAYAKAN MEMBACA MELALUI POLI SAKU DUKU

(POJOK LITERASI SATU BUKU JADI DUA PULUH BUKU)

PERISTIWA (FACTS)

Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa "Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan gerakan literasi. Gerakan Literasi Nasional sebagai bagian dari implementasi dari peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti untuk membangun budaya literasi pada seluruh lembaga pendidikan sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2016 menggerakkan Gerakan Literasi Nasional sebagai upaya untuk mengembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia. Salah satu gerakan literasi yaitu membuat pojok literasi kelas di sekolah.

Tujuan literasi antara lain mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman individu sehingga terbentuk individu pembelajar sepanjang hayat. Juga mengembangkan berpikir kritis dan mengolah dan mengelola kemampuan berkomunikasi secara kreatif melalui kegiatan menganggapi buku bacaan dan buku pelajaran. Baik secara verbal, tulisan, visual, maupun digital. Hal tersebut dapat terealisasi, salah satunya dengan membudayakan baca melalui pojok literasi kelas di sekolah.

Pojok literasi kelas di SMP Hasbunallah selepas masa pandemi COVID-19 tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Observasi dilakukan pada tiap kelas, bahwa rak buku pada pojok literasi dialihfungsikan menjadi tempat mukena, helm, rehel al-qur'an. Buku-buku pada rak pojok literasipun berdebu menandakan buku tersebut tidak dibaca dan hanya dijadikan pajangan. Hal tersebut menggerakkan CGP untuk membuka sesi dialog dengan Kepala Sekolah dan Wakasek Sarana Prasarana terkait modal fisik rak buku pojok literasi tiap kelas dialihfungsikan dan CGP berinsiatif menghidupkan kembali pojok literasi terebut dengan membudayakan membaca siswa/I SMP Hasbunallah melalui program POLI SAKU DUKU (POjok LIterasi SAtu buKU jadi DUa puluh buKU) dengan tujuan program diantaranya meningkatkan kesadaran murid pentingnya keterampilan literasi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, menumbuhkan sikap mandiri dan aktif murid sehingga ia mampu menjadi pemimpin pembelajaran, sebagai budaya positif di sekolah dan untuk poin/komponen profil pelajar pancasila yang dikembangkan yaitu elemen mandiri dengan indikator mengenali kualitas dan minat diri dalam membaca serta tantangan yang dihadapi; elemen bergotong royong sub elemen kolaborasi murid dengan indikator kerjasama, berkomunikasi, koordinasi sosial guna merenovasi poli; elemen kreatif dengan indiktor memodifikasi poli dan menghasilkan kebermaknaan dan kebermanfaatan poli; elemen bernalar kritis dengan indikator memperoleh dan memproses informasi dari membaca buku yang diminati kemudian menuliskan intisari dari buku yang telah dibacanya.

Gambar 2. Dokumentasi Observasi Pojok Literasi
Gambar 2. Dokumentasi Observasi Pojok Literasi

 Kepala Sekolah dan Wakasek SAPRAS antusias dan mendukung program ini. Sekolah mengadakan rak buku tambahan tiap kelas dan memberikan dana tiap kelas Rp. 250.000,-. Seiring berjalannya waktu, subjek batal seluruh kelas atau seluruh siswa/i SMP Hasbunallah karena banyak agenda sekolah yang memang perlu didahulukan dari POLI SAKU DUKU diantaranya ujian sekolah, pengumuman kelulusan, khataman al-qur'an, penilaian akhir semester dan pelepasan dan pengukuhn kelas IX sehingga modal fisik berupa rak buku yang sudah disiapkan sekolah belum terpasang sehingga program POLI SAKU DUKU mengalami keterlambatan eksekusi. CGP berinsiatif meminta ijin kepada Kepala Sekolah untuk tetap menjalankan program POLI SAKU DUKU walau hanya dengan satu kelas sebagai subjek. Kelas yang dipilih CGP adalah kelas VIIC. Kelas VIIC terdiri dari 11 siswa dan 9 siswi dengan total 20 orang. Sesi dialog dengan koordinator perpustakaanpun dilakukan untuk berkoordinasi untuk pemberitahuan program dan membantu mempermudah siswa/i dalam pelayanan meminjam buku yang diminati dan siap sedia jikalau siswa/i membaca buku di perpustakaan.

Gambar 3. Dialog dengan Kepsek, Wakasek SAPRAS dan Koordinator Perpustakaan
Gambar 3. Dialog dengan Kepsek, Wakasek SAPRAS dan Koordinator Perpustakaan

Sesi dialog dengan murid mengenai kepemilikan buku yang diminati, pernah atau tidaknya membaca buku yang diminati, selesai atau tidaknya membaca buku yang diminati, memahami instisari atau tidaknya pada buku yang dibaca, hal apa saja yang menarik minat tentang literasi selama ini. Murid berkesempatan menyampaikan tanggapan terkait pertanyaan yang diberikan CGP untuk menguatkan ide di tahap awal ini. Perwakilan anak berkesempatan memberikan pertanyaan ataupun pendapatnya. Dalam sesi dialog ini meningkatkan kesadaran murid pentingnya literasi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.Wawancara dengan tanya jawab kepada siswa didapatkan informasi buku yang diminati, tidak membaca buku kecuali untuk keperluan ulangan, terakhir buku yang dibaca ada yang di tahun 2022,2021,2019, lebih suka main game daripada baca, buku di rak pojok literasi kelas hanya untuk pengadaan untuk memenuhi kriteria lomba kelas dan data yang didapat mengenai buku bacaan yang diminati berserta memahami isi buku tersebut yaitu 8 dari 20 murid membaca buku yang diminati.

Gambar 4. Wawancara dengan murid
Gambar 4. Wawancara dengan murid

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun