“Kenapa?” tanyaku kepo.
“Ada anggota parlemen merangkap jabatan Menteri Luar Negeri, Urusan Imigrasi, dan Jaksa Agung Ano Pala yang tampaknya melindunginya di sana!” jelas Lina.
Dari keterangan yang dihimpun tampak sekali adanya skandal hebat soal Joko S Tjandra yang menghebohkan pula di PNG. Masuknya Joko S Tjandra dengan pesawat jet charter Gulfstream N8989N pada 10 Juni 2010 di Bandara di Port Moresby pun mendarat ketika semua pesawat sudah tutup melayani. Pesawat Qantas, Air Niugini, Nuigini Airlines, dan Virgin Blue semuanya telah tutup. Bandara ternyata menerima pendaratan khusus jet pribadi charter JST, inisial Joko S Tjandra di Mulia Group.
“Terus?” tanyaku.
Pun ketentuan perundangan berhasil dikelabuhi oleh JST karena tercatat Joko dianggap telah tinggal 10 tahun di PNG. Pun persiapan untuk mendapatkan kewarganegaraan telah diantisipasi jauh hari. Lady Eleana Tjandranegara telah menjadi WN PNG dan membuka usaha bisnis sebagai tangan kanannya. Bisnis yang ditangani adalah usaha pembukaan lahan padi di Provinsi Tengah dengan konsesi sewa 100,000 hektar, Naima Rice Project, yang akan menguasai distribusi beras di PNG yang seluruhnya mengimpor. Untuk sementara, impor ditangani oleh perusahaan
“Sudah melihat Joe Chan?” tanyaku.
“Belum,” sahutnya lirih.
Kabar yang terpetik adalah Joe Chan malang-melintang bergerak ke Asia Tengah, Malaysia, Hongkong, Macau, Eropa Timur, Singapura dengan home base di Port Morestby. Bahkan saking pentingnya, dengan investasi di berbagai sektor di Papua Nuigini, Joe Chan selalu mendapatkan perlakuan istimewa dari Pemerintah PNG.
“Pesawat TNI-AU pernah menyergap pesawat Falcon milik Pemerintah PNG di wilayah udara Sulawesi yang menerbangkan beberapa orang termasuk di dalamnya adalah Wakil Perdana Menteri PNG. Penyergapan ini tidak memaksa pesawat mendarat karena adanya pejabat penting di dalamnya – termasuk dikabarkan Joko S Tjandra. Pesawat tinggal landas menuju Port Morestby,” kata Lina.
Jaringan koneksi Joe Chan di PNG meliputi wakil perdana menteri, William Duma, Rimbink Pato, Ano Pala, dan bererapa pejabat tinggi lain. Jaringan ini dibuka beberapa tahun lalu ketika Eleana Tjandranegara menjadi WN Papua Nuigini.
“Hal ini yang mendasari bahwa Joko Tjandra dianggap telah memenuhi semua prosedur menjadi WN PNG. Seperti yang disampaikan oleh Ano Pala dan juga Pato, meskipun dipertanyakan oleh PM O’Neill sekalipun,” beber Lina.