Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasihat Sunan Giri untuk SBY, Rachmawati, dan Rizieq FPI

9 Desember 2016   06:31 Diperbarui: 9 Desember 2016   08:06 7659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SBY I Sumber Kompas.com

Nasihat datang dari mana saja, oleh siapa saja, dan untuk siapa saja. Demikian pula hidayah dan petunjuk dari Allah SWT bisa datang lewat siapa saja. Di tengah gejolak tantangan politik yang dihadapi SBY, SBY membutuhkan nasihat dari Sunan Giri. Di tengah tuduhan makar, Rachmawati memerlukan wejangan Sunan Giri. Sunan Giri pun dibutuhkan untuk menasihati Rizieq FPI di tengah daun. Nasihat Sunan Giri pasti didengar oleh mereka karena disampaikan lewat tembang alias lagu Cublak-cublak Suweng.

Mari kita simak bersama nasihat Sunan Giri untuk SBY yang sering galau, dan Rachmawati yang ketinggalan maju secara politik dibanding Megawati, serta Rizieq FPI yang sedang gede rasa sambil membesar-besarkan jumlah peserta demo 212 sampai 7,5 juta orang – yang  diperkirakan hanya sekitar tak lebih dari 300 ribu doang, dengan hati gembira ria riang senang bahagia suka-cita menari menyanyi berdansa pesta-pora koprol jungkir balik tertawa nyengir ngakak senyum simpul melihat tingkah laku tiga manusia itu.

Nasihat lewat lagu dari Sunan Giri ini pas betul untuk SBY, Rachmawati, dan Rizieq FPI. Nah kebetulan SBY suka mendengarkan lagu bahkan nulis lagu meskipun fals dan tak popular lagunya. Kebetulan Rachmawati juga mungkin suka lagu-lagu Kasidah, Nasyida Ria dari Semarang. Dan, bisa jadi Rizieq FPI suka lagu-lagu nasihat Islami padang Pasir dan yang bukan Padang Pasir.

Sunan Giri adalah satu dari 9 penyebar agama Islam di Jawa alias Walisongo. Sunan Giri bersama dengan seniman hebat nan bijaksana Sunan Kalijaga berhasil mengajarkan ideologi agama baru di tengah masyarakat Jawa Hindu-Buddha saat itu. Kemampuan memahami ajaran agama baru Sunan Giri dan penghayatan agama Hindu-Buddha yang established saat itu tidak serta-merta membuang ajaran lama: akulturasi terjadi dalam pengajaran agama.

SBY, Rachmawati, dan Rizieq FPI kini tengah menaiki daun. Gebyar gemerlap ketenaran mereka. Bahkan Rachamawati sebagai tersangka makar. Tiga orang manusia berumur itu perlu diberi nasihat yang kali ini oleh Sunan Giri. Nasihat di tengah gebyar dan gaya kemenangan dalam situasi politik untuk SBY dan kawan-kawan sangat perlu. Maka lagu Cublak-cublak Suweng yang sudah berumur 450 tahun.

Sejarah Indonesia dan Nusantara adalah sejarah tentang eksistensi orang, bangsa, dan ideologi impor. Pertarungan aneka bangsa pendatang menghasilkan akulturasi budaya yang melahirkan ratusan peradaban di Nusantara. Dominasi bangsa dan ideologi silih berganti dengan akar sama: kebudayaan India Hindu-Buddha – yang melahirkan dan memengaruhi seluruh konsep ideologi dan teologi di Bumi.

Untuk itu, Sunan Giri sebagai seorang keturunan Blambangan sangat memahami ajaran Hindu dan Buddha yang dijadikan starting point ideologi untuk mengajarkan Islam di Jawa. Lagu Cublak-cublak Suweng terinspirasi kecerdasan pengajaran ilmu Taukhid yang begitu luas yang dimiliki oleh Sunan Giri.

Dalam lagu itu ajaran Buddha-Hindu tentang esensi dan hakikat kehidupan, kebahagiaan, dan kedamaian batin atau jiwa diungkapkan. Pada bagian lain, konsep pengajaran iman Islam dimasukkan dengan sangat elegan dan tidak menimbulkan konflik dan justru menarik simpati penduduk yang saat itu beragama Hindu-Buddha. Ini cocok untuk SBY yang suka menulis lagu.

Sunan Giri – dan juga semua Walisongo – dalam mengajarkan dan menyebarkan Islam sebenarnya menerapkan bil adli (dengan adil), bil haq (benar), dan bil hikmah (dengan cara yang baik). Itu pengajaran yang dilakukan oleh seluruh Walisongo yang meniru ajaran Muhammad SAW dalam mewartakan kebaikan iman versi Islam. Ini bisa menjadi nasihat bagus buat pentolan FPI yakni si Rizieq FPI pula.

Mari kita mulai dengan mengupas lagu Cublak-cublak Suweng untuk memberi nasihat kepada 3 orang tersebut.

Pertama, untuk SBY yang suka menulis lagu. Lagu Cublak-cublak Suweng harusnya dijadikan inspirasi agar karya lagu SBY langgeng sampai 100 tahun atau 200 tahun atau 400 tahun – bukan malah lagunya sember dan fals dinyanyikan hingga tak diingat oleh banyak orang. Kenapa lagu Cublak-cublak Suweng bisa bertahan terkenal selama 450 tahun?

Orang politik tidak usah nulis-nulis lagu SBY! Tidak akan berhasil kalau isinya nggak jelas dan tidak begitu bermanfaat bagi banyak orang. Lagu Cublak-cublak Suweng tetap langgeng karena memiliki isi ajaran hebat: ajaran kebenaran kehidupan duniawi dan ukhrowi. Dalam lagu ini juga mengajarka kebenaran hakiki, harta hakiki manusia.

Untuk itu SBY, silakan renungi lagu Cublak-cublak Suweng biar mendapatkan inspirasi yang indah dan lupakan politik karena politik cuma urusan duniawi semata yang tak akan kekal abadi dan tak akan menyelamatkan.

Kedua, untuk Rachmawati. Selama ini dikau tertinggal jauh dalam politik dibandingkan dengan Megawati. Rasa iri dengki hasad dalam diri manusia itu manusiawi – namun perlu dikendalikan. Lagu Cublak-cublak Suweng mengajarkan hakikat kebenaran yang bisa menjauhkan diri manusia dari sifat buruk iri dengki dan merasa tertinggal.

Sebenarnya dari sononya, sudah menjadi kehendak Allah SWT bahwa seseorang itu diberi rezeki sesuai dengan kehendak Allah SWT. Bahkan kekayaan, rezeki, jodoh, anak-istri, suami, dan bahkan jabatan itu semua Allah SWT yang menentukan. Kalau sekiranya Megawati menjadi Presiden RI ke-5 dan Rachmawati tidak menjadi Presiden RI itu sudah juga kehendak Allah SWT.

Untuk itu Rachmawati, silakan silakan renungi lagu Cublak-cublak Suweng biar mendapatkan pencerahan dan jika masih ada sifat-sifat iri dengki melihat sekeliling, misalnya, sifat-sifat manusia yang kurang baik itu akan hilang.

Pun seharusnya Rachmawati bangga melihat Megawati menjadi pemimpin dan salah satu negarawan – bukan seperti situ yang malah disangka makar oleh Polri. Segeralah mendengarkan dan memahami lirik lagu Cublak-cublak Suweng ya Rachmawati!

Ketiga, untuk Rizieq FPI. Islam dan penyebaran Islam di Pulau Jawa yang berhasil meng-Islam-kan 83% masyarakat Jawa yang dulunya dalam iman Hindu-Buddha dilakukan dengan penuh keindahan dan kedamaian. Meskipun intrik-intrik politik dan hukum di Jawa keras, namun sifat dan sikap lembut dan tidak brangasan yang ditampilkan oleh para Walisongo.

Sifat kasar, konfrontatif, jumawa, sok jagoan, gaya-gayaan adu kekuatan tidak dipraktikkan oleh Walisongo. Karena hikmah dan kebijaksanaan dalam keadilan yakni bil adli, bil haq, bil hikmah menjadi pedoman pengajaran Islam rahmatan lil-alamin – bukan hanya Islam sebagai rahmatan lil muslimin wal muslimat.

Islam muncul sebagai agama yang menyempurnakan ajaran-ajaran sebelumnya yakni ajaran Ibrahim, Musa, Isa alias Yesus. Eksistensi Yahudi, Nasrani, dan ajaran Zarathustra (Majusi) di zaman Rasullullah SAW berkuasa di Madinah pun menjadi penanda eksistensi Islam sebagai rahmatan lil-alamin: agama-agama selain Islam tetap diperbolehkan hidup.

Bahkan Rasullullah SAW pun menjalankan dan melakukan hubungan dagang dengan warga Yahudi di Madinah. Ini menjadi petunjuk eksistensi agama lain selain Islam adalah bagian dari sunatullah – kewajiban manusia untuk berbuat baik dan tidak memaksakan keyakinan. Lakum dinnukum waliyaddin.

Baru setelah Rasulullah SWA mangkat, beberapa tahun setelah Khulafaur Rasyiddin diganti Muawiyah – maka saat itu pula komunitas Yahudi, Kristen, Majusi dan kepercayaan agama nenek moyang lainnya hilang dari Madinah.

Bahkan para istri Rasullullah SAW pun keluar dari Tanah Hejaz, salah satunya istri termuda Rasullulah SAW pun pergi sampai jauh melewati perbatasn ke Turki dan Samarkand, tempat Aisyiah mewartakan banyak hadist-hadist sahih setelah kekuasaan beralih ke dinasti Umayyah.

Termasuk di dalamnya keturunan Rasullullah SAW yakni dua cucunya Imam Hassan dan Imam Hussein pun karena perseteruan politik dan agama dibunuh. Putus sudah garis keturunan Rasullullah SAW dari Fatimah Azzahra. Padahal Hasan anak Ali memberi kepercayaan kepada Muawiyah bin Abi Sufyan untuk berkuasa.

Ketika percampuran politik dan agama bertemu, maka yang terjadi adalah perpecahan di kalangan penganut Islam. Sejak terlibatnya Muawiyah dalam urusan pemerintahan ini, maka sejak keturunan Rasullullah SAW atau bukan sebagai penguasa dan di luar 4 khalifah – maka pertumpahan darah menjadi keniscayaan.

Abubakar memerintah dua tahun. Umar dibunuh oleh Abu Lulu’ah – agen intelejen penyusup beragama Zoroaster (Majusi). Ustman bin Affan dibunuh oleh pemberontak Amar bin Hamiq akibat hasutan seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba’ Al-Yamani berasal dari Hadramaut.

Ali pun dibunuh oleh kelompok Khawarij yakni Abdullah bin Muljam setelah pemberontakan oleh Asyah, Zubair dan Thalhah. Pada masa pemerintahan Ali bin Abu Tholib ini tiga kekuatan politik terbentuk yakni Muawiyah, Syiah dan al Khawarij.

Sejarah Khulafaur Rasyiddin yang demokratis dan munculnya Muawiyah yang diktator telah secara telak memecah belah Islam. Sejak peninggalan masa Ali, dan dipicu dengan dibunuhnya Hassan dan Hussein di Karbala Iraq, sejak saat itu muncul kekuatan Syiah di Timur Tengah. Sekte Sunni dan Syi’ah mendominasi Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Nah kesadaran tentang Islam yang rahmatan lil alamin itu terbentuk di tangan para Walisongo yang begitu sejuk mengajarkan iman Islam tanpa menghujat dan bahkan merangkul iman Buddha-Hindu dalam masyarakat.

Nah ini teladan yang cocok untuk ditiru oleh Rizieq FPI – teladan dari Walisongo yang sejuk, indah dan menawan – dalam Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Sebagai kesimpulan untuk SBY, lihatlah ketika agama dan politik bersatu dan akan digunakan sebagai alat kekuasaan, maka sejarah kekuasaan Islam di jantungnya Timur Tengah sana telah menghasilkan perpecahan. Perpecahan  bukan hanya sebagai bangsa, namun keyakinan Islam pun terpecah menjadi dua firqah besar yakni Syiah dan Sunni.

Perseteruan abadi selama 1,500 tahun itu sampai kini mencabik-cabik Timur Tengah, Iran, Lebanon, Saudi Arabia, Iraq, Syria, Turki, Yaman, Afrika Utara dan Negara-negara kecil Teluk seperti Bahrain, Oman dan Qatar.

Plus SBY kalau mau nulis lagi yang bernas agar bertahan selama ratusan tahun, atau tak usah menulis lagi kalau lagu-lagunya sember dan fals justru merusak khasanah seni lagu. Tidak seperti lagu dari Walisongo yang abadi yakni salah duanya Cublak-cublak Suweng dan Sluku-sluku Bathok.

Kesimpulan untuk Rachmawati, ingatlah lagu Cublak-cublak Suweng, agar damai melihat Megawati sukses di politik. Rachmawati kamu cocoknya memang di pendidikan mungkin seperti Ibu Fatmawati. Tak usah meniru-niru Sri Bintang Pamungkas atau lainnya, atau Rizieq FPI karena perannya masing-masing. Jadilah dirimu dan syukuri nikmat Allah SWT.

Nah, untuk Rizieq FPI, selain lagu Cublak-cublak Suweng, lagu  Sluku-sluku Bathok cocok buat ente. Bahwa hidup itu harus ingat kepada Allah SWT, berbuatlah ibadah sholat, karena kematian itu akan tiba-tiba, dan ketika sudah mati selesai sudah amalannya, ketika masih hidup bekerjalah mencari bekal untuk akhirat di dunia ketika masih hidup.

Kedua lirik lagu Cublak-cublak Suweng dan Sluku-sluku Bathok untuk menasihati SBY, Rachmawati dan Rizieq FPI itu sebagai berikut ini.

Cublak-cublak suweng / Suwenge teng gelenter / mambu ketundhung gudel / pak empo lera-lere / sopo ngguyu ndelikake / sir-sir ping dele kopong / sir-sir pin dele kopong.

Sluku-sluku bathok / bathoke ela-elo / si rama menyang solo / oleh-olehe payungmutho / mak jenthit lolo lo bah / yen mati ora obah / yen obah medeni bocah / yen urip goleko dhuwit.

Demikianlah nasihat dari inspirasi Sunan Giri yang disammpaikan oleh Ki Sabdopanditoratu dalam lagu Cublak-cublak Suweng dan Sluku-sluku Bathok untuk SBY, Rachmawati, dan Rizieq FPI semoga bermanfaat.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun