Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kau Suamiku, Tapi Kau Bukan Suamiku

25 Maret 2013   07:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:16 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku kan mencintaimu secara tulus demi kamu dan anak-anak dan kita menjadi besar seperti ini!" jelasnya.

"Bahkan akhir pekan pun kamu datang! Namun kau biarkan aku kesepian! Tahukah kamu bahwa aku sudah jauh hari sejak bertahun lalu aku memimpikan sentuhan lembutmu . Kata temanku aku harus memiliki lelaki lain selain kamu. Namun aku tak mau."

Aku mulai curiga hubungan kamu dengan Hasan sopirmu selalu kamu pakai dan tak mau ganti. Kamu pun terlalu baik dengan dia. Mana ada gaji sopir sampai 6-7 juta per bulan dan selalu lembur. Pun kamu jarang memakai sopir lain. Jika dia berhalangan kamu pulang ke rumah lebih cepat. Kalian menyimpan rahasia. Bahkan sekarang kau mau mengajak Hasan umroh segala.

Juga aku temukan SMS - padahal aku hampir tak pernah menyentuh Hape kamu - seorang lelaki muda yang meminta kejelasan soal sewa mobil dan cicilan mobil. Padahal kita tak pernah membeli barang kredit apalagi rental mobil.

Juga keteraturan kamu menemui aku membuat aku curiga. Seolah kamu mengatur semuanya menjadi rapi. Itu semua upaya mengalihkan masalah kamu. Aku tak menuduh kamu. Itu fakta yang aku rasakan benar."

"Kamu mulai ngawur!"

"Ya. Mana ada orang lelaki yang bisa tahan selama sepuluh tahun hanya menyentuh selama dua kali. Oke alasanmu capek. Kan kamu bisa tidur di mobil. Kalau kamu tidur di mobil kantidak capek. Tampak kamu selalu kehilangan gairah setiap kamu datang? Kamu tak pernah menyentuhku!"

"Capek, sayang. Itu faktanya!" sahutnya.

"Capek-capek. Kau sebagai pengusaha, boss, setiap hari mampu atur waktu datang ke rumahi. Akhir pekan pun ya. Dan kau mampu. Cuma kamu mengatur waktu untuk membohongiku!"

"Demi usaha kita, Sayang!" kata Niko.

"Kita telah memiliki harta melebihi yang wajar manusia punyai! Harta benda ini justru yang membuat aku tak bahagia sepenuhnya. Kini kebahagiaanku adalah anak-anak, Nikolay dan Nina. Dan, kegiatan arisan dan hura-hura serta kegiatan sosial. Tak terasa aku menjadi bagian dari sosialita; gambaran keindahan hidup plastis - namun kadang ada yang real! Dan aku tengah mencari yang real itu. Cinta!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun