"Nak Beye, kamu tahu, karena adat mistik menyaratkan Sultan Yogya memeristri Nyi Roro Kidul alias Ratu Laut Selatan!" sahutku menjelaskan.
"Tuan, apakah benar ada Kerajaan Mistis di Laut Selatan alias Samudera Hindia?" tanya Pak Beye penasaran.
Aku paham sekali tentang dunia mistis itu. Mendengar pertanyaan Pak Beye seperti itu aku kasihan, walaupun aku tahu Pak Beye banyak memelihara para dukun yang bejibun banyaknya. Kapan dia harus keluar rumah. Kapan dia harus menjawab pertanyaan. Kapan harus mengeluarkan dan memimpin para pembantunya, Pak Beye selalu berkonsultasi dengan paranormal langganannya.
Tradisi mistis hubungan Keraton Yogya dan Ratu Nyi Roro Kidul adalah hubungan mistis yang selalu dipelihara oleh para penguasa Yogya sejak zaman Panembahan Senopati. Semua Raja Yogya memiliki istri mistis dari Kerajaan Atlantis Selatan.
Pada saat arak-arakan Kirab Jumenengan (pengangkatan) HB IX dan HB X menjadi sultan terjadi peristiwa yang sangat menarik dan misterius. HB IX duduk di sebelah kiri dan memberi ruang kosong. HB tidak duduk di tengah kereta. Pada saat HB X duduk di kereta kencananya, tidak pernah beliau duduk di tengah-tengah. Seolah Sultan menyisakan tempat duduk untuk seseorang. Tempat itu sebenarnya diduduki oleh Nyi Roro Kidul.
Perhatikan pula pada saat acara-acara resmi penting Keraton Yogya. Selalu ada satu kursi di samping Sultan yang dikosongkan. Itu diperuntukkan bagi Nyi Roro Kidul rupanya.
"Oh begitu rupanya ya, Ki? Lalu apa relevansinya aku menikah dengan Nyi Roro Kidul?" tanya Pak Beye lebih lanjut.
"Pernikahan itu sah. Nak Beye sudah menikah dengan Nyi Roro Kidul. Itu pernikahan mistis. Sebenarnya itu pernikahan terhormat dengan jin yang berwujud Nyi Roro Kidul. Itu artinya Nak Beye sudah setingkat dengan para sultan Yogyakarta. Selamat ya Nak Beye. Walaupun Nak Beye bukan berasal dari kasta Raja Jawa dan dari kalangan priyayi, namun dengan pernikahan ini maka kamu sudah setingkat dengan para Raja Yogya. Namun pesanku, jangan mencoba menyaingi dan mengecilkan arti Sultan Yogya. Setingkat dengan sultan bukan berarti Nak Beye itu menjadi sultan!" kataku mengingatkan.
"Oh begitu y, Ki?" timpal Pak Beye.
"Iya!" sahutku.
Lalu Pak Beye menceritakan kenapa dulu ketika mau memreteli kekuasaan Sultan dan Pakualam dengan UU Keistemewaan Yogyakarta denngan nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak berhasil. Rakyat Yogyakarta menolak pemilihan gubernur DIY. Rakyat hanya menginginkan Sultan dan Pakualam diangkat menjadi pemimpin mereka. Gagal memang upaya untuk mengganggu.