Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pelacur dan Koruptor, I Am Your Seducer dan Aku Madu Cinta Indahmu

23 September 2012   02:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:53 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh, Ayin dan Eddy Tansil!"

"Mas, tadi aku ambil kertas kecil ini," kata perempuan cantik di sampingku.

Aku buka. Tertulis di situ, di bawah cahaya senter HP aku baca: Kami sudah muak dengan korupsi para pejabat dan hukuman kepada para koruptor ringan. Bahkan fatwa MUI dikencingi dan hukuman para koruptor cuma dua tahun. Setelah bebas mereka masih berpesta dengan hasil korupsinya. Pemiskinan koruptor hanya wacana belaka. Maka kini ini satu-satunya jalan. Kami melakukan aktivitas ekstra dan out of law. Dalam keadaan darurat ini kami akan menyelamatkan bangsa. Seperti ditulis oleh Mahfudz MD, Negara Indonesia dalam keadaan bahaya. Korupsi sebagai tindakan kejahatan luar biasa yang didasari oleh greed alias keserakahan dan bukan need, karena kebutuhan sudah menginja-injak, tatatan berbangsa dan bernegara. Maka kami akan mengeksekusi para koruptor sebelum dan setelah keluar dari penjara. Tak ada beda pelacur dan koruptor. Malah pelacur lebih terhormat daripada koruptor. Koruptor perempuan lebih hina dari pelacur.

"Wah. Bahaya nih. Presiden harus bertindak cepat!"

"Sayang, aku ngantuk. Tapi dingin di sini. Aku mau pulang ke hotel di sana," katanya sambil menunjuk sebuah hotel di tepian Danau Toba, Parapat.

Aku arahkan mobil ke sana. Kami mereguk kenikmatan cinta di tengah kesibukan kami menjalankan tugas membela Negara dan rakyat miskin. Peristiwa tadi sudah terbiasa kami lihat dan lakukan. Empat jam yang lalu kekasihkulah yang menarik picu pistol berkaliber besar ke dua tubuh yang sekarang ada di helicopter menuju Medan dan selanjutnya ke RSCM. Beberapa petugas menggantung dan menurunkan mayat itu atas perintah kami!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun