Kembali ke kamarnya, Arya merasa aneh. Dunia manusia terasa begitu biasa setelah ia mengalami petualangan yang luar biasa di dunia sihir. Namun, Arya tidak menyesal dengan keputusannya. Ia tahu bahwa ia harus menjalani hidupnya sebagai manusia biasa.
Setiap malam, Arya selalu menyentuh kalungnya. Dengan begitu, ia bisa merasakan kehadiran teman-temannya di dunia sihir. Ia juga mulai menulis buku tentang petualangannya, berharap bisa menginspirasi orang lain untuk percaya pada keajaiban.
Epilog
Bertahun-tahun kemudian, Arya menjadi seorang penulis terkenal. Buku-bukunya tentang dunia sihir sangat populer dan menginspirasi banyak orang. Banyak orang yang penasaran dengan dunia sihir dan mencari cermin ajaib seperti milik Arya.
Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, Arya berdiri di depan cermin tuanya. Ia tersenyum dan menyentuh cermin itu. Dalam sekejap, ia sudah berada di dunia sihir.
Arya bertemu kembali dengan Luna dan teman-temannya. Mereka semua sangat senang melihat Arya kembali. Arya tahu bahwa ia akan selalu memiliki tempat di dunia sihir, dan dunia sihir akan selalu menjadi bagian dari dirinya.
Arya kembali ke dunia manusia, membawa serta kenangan indah tentang petualangannya di dunia sihir. Ia menjadi seorang penulis terkenal, karyanya menginspirasi banyak orang untuk percaya pada keajaiban dan misteri yang tersembunyi di dunia. Cermin ajaib itu ia simpan di tempat yang aman, menjadikannya sebuah rahasia pribadi.
Setiap malam, Arya duduk di depan cermin tua itu, menatap pantulan dirinya yang samar. Ia sering membayangkan dunia sihir yang penuh keajaiban dan bertanya-tanya apakah ada petualangan lain yang menanti. Cermin itu baginya adalah jendela menuju dunia lain, sebuah portal misteri yang tak pernah berhenti mengusik pikirannya.
Sumber Ilustrasi : Pojokjakarta.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H