Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Gelegar Halilintar Menampar Rembulan

15 November 2024   03:46 Diperbarui: 15 November 2024   15:25 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ya, sudahlah. Wong sudah sampai di sini. Aku ikuti saja alurnya! Mumpung ada liburan semester dan bersambung dengan libur puasa. Maka, ya, sudah. Kuhibur sendiri hatiku agar tidak bergemuruh. Walau jujur, mana bisa, sih, ya? Namanya saja berpenyakit!

Tetiba kulihat sesosok pria. Duniaku serasa berjumpalitan!

"Mas Mawan? Benarkah dia Mas Mawan?" kagetku luar biasa.

Seandainya tidak sedang dalam antrean, pasti akan kukejar. Namun, tidak bisa! Oleh karena itu, terpaksa hanya kulihat dari kejauhan.

***

Aku dan suami sudah lima tahun berumah tangga. Sayangnya,  masih belum dikaruniai momongan. Kami sudah memeriksakan diri ke ahlinya. Tidak ada masalah dengan kesehatan kami, baik secara umum maupun secara khusus pada organ reproduksi. Entah mengapa hingga enam puluh purnama, kami belum dianugerahi buah hati.

"Sabar, saja ... Sayang. Mungkin, kita sedang dipersiapkan baik secara mental maupun finansial menanti buah hati," hibur suami setiap melihat resahku.

Bagai memperoleh siraman air es, kan? Itulah salah satu yang kukagumi dari suamiku. Bisa banget dia menghibur hati di kala sedih, resah, dan nestapa melanda dalam hidupku ini.

"Bagaimana dengan orang tuamu yang sangat mendambakan cucu, Mas? Sebagai putra semata wayang, tentulah kedua mertuaku itu sangat berharap kita punya momongan!" selidikku.

"Tenang saja. Mereka pasangan agamais, loh! Pasti tidak akan menyalahkan kita karena tahu bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Kau lupa?"  

Sekali lagi ... hati ini begitu nyaman mendengar ucapan penghiburan dari mulutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun