Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Gelegar Halilintar Menampar Rembulan

15 November 2024   03:46 Diperbarui: 15 November 2024   15:25 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerpen: Gelegar Halilintar Menampar Rembulan
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Bunyi sirine ambulans cukup memekakkan telinga. Jujur mendengar raungan sirine tersebut membuatku ngeri juga. Memang di jalanan kurang kupahami ciri penanda sirine ambulans, apakah sedang membawa pasien atau jenazah. Bagiku sama saja. Mirip, tetapi membuat hati ini sekaligus miris!

Tanpa dikomando, beberapa paramedis bersiap-siap. Ada yang membawa brankar,  botol infus di tangan, dan segala sesuatu yang dibutuhkan sesegera mungkin guna menangani pasien gawat darurat yang baru tiba. Tampak sibuk!

"Minggir, minggir! Kasih jalan ... kasih jalan!" teriak beberapa anggota meminta kerumunan yang sedang mengantre dan memenuhi mulut pintu salah sebuah rumah sakit itu agar menyingkir atau menepi.

Karena sedang mengambil antrean nomor dalam rangka pengobatan, aku pun ikut menepi. Memang, rumah sakit ini cukup representatif sebenarnya. Rumah sakit di kota terbesar kedua provinsi ini. Namun, konon katanya sedang ada renovasi besar-besaran di beberapa bagian rumah sakit. Dampaknya, terpaksa terjadi antrean mengular seperti itu.

Ya, sudahlah. Aku maklumi saja. Namanya juga sedang butuh pelayanan jasa kesehatan. Sementara, jarak yang kutempuh dari rumah juga lumayan jauh. Dua jam perjalanan kendaraan roda empat dengan kecepatan rata-rata.

"Kok jauh banget? Apa di kotamu tidak ada rumah sakit besar memadai?"

Barangkali itu adalah pertanyaan yang kausampaikan kepadaku jika berada di dekatku. Nah, ya ... kujawab di sini keresahan hatimu, ya!

Sebenarnya, aku mencari rumah sakit yang lebih representatif dalam rangka menjawab keresahan hatiku sendiri, hehehe ... tetapi, memang tak seorang pun tahu keresahan hatiku.

Begini. Sejak beberapa saat lalu, usai bermain badminton dengan pasangan, ternyata ketiakku terasa sakit. Abses dan nyeri. Ada sedikit benjolan bikin ketakutan. Maka,  segera kuperiksakan diri ke rumah sakit lebih besar dengan harapan memiliki fasilitas peralatan lebih canggih dan dokter profesional.

Ternyata, sesampai di tempat yang kubayangkan bakal bersih, tertata rapi,  teduh, tenang, serta nyaman tersebut, jauh dari harapan. Rumah sakit tipe A yang konon jangkauan pasiennya lebih luas ini justru tampak sangat sibuk, dan maaf ... amburadul. Mungkin hanya perasaanku saja, sih. Namun, jujur memang tidak seperti ekseptasi yang kuharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun