Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, Asrar Atma, dll. Buku solo 30 judul, antologi berbagai genre 176 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Lelaki Aroma Melati

6 November 2024   05:39 Diperbarui: 8 November 2024   13:35 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Tepat setelah setengah abad aktivitas remaja berlangsung, malam ini kulihat lewat di media sosial tayangan dengan quote demikian.
Pernahkah kamu melihat cairan mengalir begitu mulus hingga tampak tak bergerak?  Fenomena ini disebut  laminar flow. Fenomena ketika cairan mengalir dengan begitu rapi sehingga setiap molekul mengikuti jalur yang sama tanpa gangguan. Aliran yang tenang ini membuat cairan tampak seolah diam, padahal sedang bergerak.

Yang menarik dari laminar flow adalah ketenangan yang ia ciptakan. Tak ada riak, tak ada keributan, hanya pergerakan sempurna yang hampir tak terlihat. Laminar flow adalah simbol dari ketertiban dan ketenangan di tengah aliran kehidupan. Mengingatkan kita bahwa di balik setiap gerakan selalu ada harmoni yang indah jika kita mau melihatnya.

Seolah menohok, selanjutnya menari-narilah puzzel memori meliputi sanubari. Lama tak terdengar berita tentang sosok Yasmidi, kubaca pesan WhatsApp salah seorang adik seibu nun jauh dari desa asalku. Kami pun ber-video call ria.

"Mbak, masih ingat Mas Yasmidi?"

"Oh, si hitam manis penyuka bau  melati itu, kan?"

"Eh, kok tahu begitu mendetailnya, sih!?" tawanya meledak.

"Hehe ... iya, aku pernah digendong di punggung, padahal saat itu aku sudah jadi mahasiswa!"

"Ha?! Iyakah? Ahahaha ... nostalgia, dong!"

"Hussst! Apaan! Kan saat itu aku masih bau kencur! Mana paham urusan cinta lawan jenis! Lagian gadis desa yang sedang merantau ke kota dengan sejuta kesulitan, mana terpikir hal cinta-cintaan begitu?"

"Loh, loh ... kok melebar hingga dunia percintaan, sih? Memangnya kenapa saat itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun