Tak cuma sayur-sayuran dan buah-buahan sisa dari pedagang yang dicarikan Embah dari pasar, Â tetapi juga ada makanan kering khusus sebagaimana makanan anjing dan kucing. Karena salah seorang teman kerja Papa memiliki beberapa ekor kelinci piaraan, Papa juga ikut membelikan makanan siap saji buat kelinci anak-anak.
"Dik, ambilkan wortel di keranjang!" perintah Mas Oka kepada si bungsu.
"Ya, ya ... ya," bungsu pun berlari-lari kecil mengambil makanan dan segera menyodorkan sebuah wortel kepada kakaknya.
"Sini, kelincinya diberi makan. Begini caranya!" sambil meminta adiknya memegang wortel ke dekat kandang.
"Cici ... nggak nggigit, 'kan?" celotehnya dengan mata membulat.
"Nggaklah!" Â
"Kemayin si Pus nyakal!" lapornya dengan bahasa cadel kepada sulung.
"Makanya, jangan dicengkiwing2. Dia nggak nyaman. Pastilah nyakar dia!" sergah Mas Iko.
"Iya, jangan disiksa! Jangan dipukul!" nasihat Mas Oka buat bungsu yang masih nakal-nakalnya karena masa egosentris itu.
"Nggak boleh jahat sama si Pus, ya ... supaya dia juga nggak jahat! Ngerti ora3?" Mas Iko ikut-ikutan menasihati adiknya yang hanya merespons dengan manggut-manggut saja.
"Embah mayah-mayah ...," sambung bungsu yang masih cadel.