Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Potret Pertemanan

10 September 2024   17:08 Diperbarui: 10 September 2024   17:31 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Harusnya ... makananmu itu ular! Bukan kelinci!" sambut Dogi.

"I-iya ... maafkan daku!"

"Oke, kali ini kamu kami maafkan! Namun, kamu juga harus minta maaf kepada kelinci dan berjanji tidak akan mengulangi hal yang sama lagi! Sanggup?" tantang si Bruno herder.

"Iya ... iya. Maafkan daku, Kelinci!" ucap elang.

"Kelinci ketakutan, tuh! Ia bersembunyi di liang!" kata Miu.

"Tolong panggilkan, dong!" pinta si elang.

Hewan lain berusaha memanggil dan menghadirkan si Cici Kelinci ke dekat elang. Akan tetapi, tentu saja kelinci gemetar ketakutan.

"Lihat! Sahabatku yang cantik ini sampai gemetaran karena ulahmu, Elang! Kamu sungguh sangat berdosa!" ujar Miu.

"Maafkan daku, Kelinci! Aku tidak akan mengusikmu lagi!" janjinya.

"Janji, ya!" seru Bruno, "Jika melanggar, kau akan kucincang!"

"Siap. Aku berjanji akan mencari ular sebagai makanan!" janji si elang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun