Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Ada Rotan, Akar pun Jadi!

2 September 2024   04:41 Diperbarui: 2 September 2024   05:18 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar sebulan kemudian, Santi sudah sehat kembali. Saat itulah Gagah perlahan mulai melupakan Sinta dan berusaha untuk lebih dekat dengan Santi. Dialihkannya cinta sucinya kepada Santi sehingga si adik terheran-heran.

Suatu malam, Gagah memeluk Santi sambil menangis sesenggukan membuat hati Santi luluh juga.

"Kalau Kakak kangen, Kakak bisa tinggalkan Santi dengan Mbok Yem di rumah sendiri. Pergilah ke Singapura, Kak. Temuilah Kak Sinta!" usul Santi.

Dibisikkanlah rayuan mesra kepada sang adik, "Santi, Kakak sayang kamu. Kakak nggak pernah berencana meninggalkan kamu! Kakak ingin selalu bersamamu sampai kapan pun."

"Loh, Santi nggak apa-apa, berani kok di rumah sendiri!"

"Nggak, Santi. Kak Sinta ...."

"Kak Sinta kenapa?" kejar Santi.

"Nggak apa-apa. Sekarang Kakak cintanya bukan dengan Kak Sinta, tetapi dengan Santi!"

"Kaaak?"

"Kakak tahu, Santi suka sama Kakak, 'kan? Kakak mau menikahi Santi. Apakah Santi bersedia?"

"Kakak itu suami kakakku! Ingatlah Kak! Kakak kangen dengan Kak Sinta, ya?" seru Santi mendorong iparnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun