Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Menulis sesuka hati, senyampang ada waktu, dan sebisanya saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Disangka Bukan Tersangka

1 September 2024   09:54 Diperbarui: 1 September 2024   10:36 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore menjelang malam itu Sumpil melarikan Ajeng melalui jalan pintas lewat jalur motor trail sehingga tidak semua warga mengetahuinya. Sumpil membawa Ajeng ke kota dan menitipkan di rumah kerabat dekat yang bisa dipercaya.

Pagi harinya, Astuti dengan beberapa wanita pendukungnya bergerak cepat mendatangi rumah Non Ajeng. Rombongan wanita yang mengamuk tersebut tidak menemukan Ajeng di rumahnya. Ketika mendobrak dan memasuki tiap jengkal rumah yang dibangun warga tersebut, Ajeng tidak mereka temukan. Bahkan, rumah itu sudah bersih. Hanya dua orang pembantu saja yang mereka temukan.

Pak Kades dan beberapa perangkat yang mendapat laporan amuk para ibu segera mendatangi lokasi. Pak Kades kecewa karena ulah ibu-ibu brutal yang tidak bisa menjadi anutan para gadis. Padahal, semua yang dilakukan itu hanya berdasarkan atas rasa iri dan belum tentu terbukti. Para suami yang mendengar ulah para istri pun merasa malu. Bang Doni sebagai suami Astuti, penggerak demo tersebut, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sang istri, dan meminta maaf kepada Pak Kades atas sikap istri yang tidak bisa dikendalikannya.

Salah seorang warga yang melaporkan dan meminta kepada pihak berwajib untuk menentramkan warga, disambut baik oleh pihak berwenang. Kehadirannya pun menambahkan penjelasan bahwa seorang pendatang tidak perlu dicurigai berlebihan selama tidak membuat keonaran. Apalagi tamu tersebut jelas identitasnya dengan menunjukkan KTP asli.  

Dua bulan setelah peristiwa itu, desa terpencil tersebut memperoleh bantuan pemerintah dalam hal pembangunan jalan dan jembatan. Bahkan, oleh salah satu investor, daerah tersebut akan dijadikan pusat wisata alam pedesaan. Pak Kades sangat berterima kasih dan meminta kehadiran warga untuk menjadi saksi dalam penandatangan MOU dengan investor.

Warga berduyun-duyun menunggu pejabat yang hendak datang menengok desa dan sekaligus membangun desa tersebut. Hidangan ala desa sudah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Ketika yang ditunggu tiba, seorang pejabat tampan turun dari kendaraan yang disopiri seorang aparat. Berikutnya, turun dari jok mobil belakang yang dibukakan sopir adalah Binar dan kemudian diikuti Ajeng dengan busana kain kebaya.

Dengan menggandeng lengan pejabat tersebut, Ajeng menganggukkan kepala sambil tersenyum manis. Kedua belah tangannya dikatupkannya di depan dada. Sementara Binar mengekor di belakang.

"Saya berterima kasih kepada seluruh warga yang menerima istri saya saat menunggu saya menjalani proses penyidikan di desa asri ini. Kami berdua bersyukur kepada Allah. Saya dinyatakan tidak terbukti bersalah sehingga dibebaskan dari segala tuduhan yang ada. 

Nama baik saya pun telah dipulihkan kembali. Terima kasih ...," ungkap pejabat yang ternyata suami Ajeng.

Warga sangat terkejut. Di dalam hati mereka merasa malu sekali. Terlebih Astuti. Dia hanya diam menunduk tanpa berani menatap Ajeng.

Dalam  bahasa Indonesia terdapat peribahasa 'Manis Daging' artinya seseorang yang dituduh melakukan salah satu kejahatan, padahal sejatinya dia tidak bersalah. Dengan mengenal peribahasa ini kiranya kita tidak melakukan hal yang tidak berkenan bagi sesama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun