Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Hujan Tiba

24 Agustus 2024   07:32 Diperbarui: 24 Agustus 2024   08:04 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kami berdua telah selesai  mengumpulkan makanan. Disimpanlah makanan itu oleh Ramiu ke dalam wadah dan disembunyikan di sarangnya.

Tetiba ... saat sedang memandangi permukaan air dari dalam sungai, aku melihat kail pancing bergoyang-goyang. Ada tertancap seekor cacing di ujungnya. Karena air begitu jernih, aku bisa melihatnya dari kejauhan.

Aku memperhatikan lebih teliti. Ternyata, ada seekor ikan yang mendekat ke arah kail itu. Tidak  terlalu jelas, tetapi aku rasa ikan itu memiliki warna yang mengkilap terang.

 "Goldy?!" seruku spontan.

Ternyata ikan yang mendekati kail pancing itu adalah Goldy  si ikan mas. Kemudian, Goldy  terjerat! Ia terkena kail pancing.

"Ramiu! Goldy  terjerat kail pancing!" teriakku memanggil Ramiu yang berada di dalam sarang.

 "Apa!? Koisan! Cepat tolong dia!"

Ramiu bergegas keluar dari dalam sarang dan langsung berenang sekuat tenaga ke arah Goldy.

Dengan sekuat tenaga, kutahan benang pancing itu dengan mulut dan siripku. Ramiu berusaha untuk mengeluarkan kail pancing yang menjerat mulut Goldy. Makin  kuat tarikan dari benang itu, aku sudah tidak sanggup lagi  menahan.

"Tetap tahan Koisan! Satu, dua, tiga!"

Kail pancing akhirnya terlepas dari mulut Goldy. Darahnya  menyebar. Sirip punggung Ramiu terpotong menyamping oleh tajam benang pancing itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun