Kami berdua telah selesai  mengumpulkan makanan. Disimpanlah makanan itu oleh Ramiu ke dalam wadah dan disembunyikan di sarangnya.
Tetiba ... saat sedang memandangi permukaan air dari dalam sungai, aku melihat kail pancing bergoyang-goyang. Ada tertancap seekor cacing di ujungnya. Karena air begitu jernih, aku bisa melihatnya dari kejauhan.
Aku memperhatikan lebih teliti. Ternyata, ada seekor ikan yang mendekat ke arah kail itu. Tidak  terlalu jelas, tetapi aku rasa ikan itu memiliki warna yang mengkilap terang.
 "Goldy?!" seruku spontan.
Ternyata ikan yang mendekati kail pancing itu adalah Goldy  si ikan mas. Kemudian, Goldy  terjerat! Ia terkena kail pancing.
"Ramiu! Goldy  terjerat kail pancing!" teriakku memanggil Ramiu yang berada di dalam sarang.
 "Apa!? Koisan! Cepat tolong dia!"
Ramiu bergegas keluar dari dalam sarang dan langsung berenang sekuat tenaga ke arah Goldy.
Dengan sekuat tenaga, kutahan benang pancing itu dengan mulut dan siripku. Ramiu berusaha untuk mengeluarkan kail pancing yang menjerat mulut Goldy. Makin  kuat tarikan dari benang itu, aku sudah tidak sanggup lagi  menahan.
"Tetap tahan Koisan! Satu, dua, tiga!"
Kail pancing akhirnya terlepas dari mulut Goldy. Darahnya  menyebar. Sirip punggung Ramiu terpotong menyamping oleh tajam benang pancing itu.